Hati-hati dengan penyakit FB. Virus ini sangat berbahaya. Ini nyawa taruhannya. Flu Babi (FB) sekarang sedang naik daun. Tidak di kota, desa, pesantren pun virus FB sudah masuk. Menurut Kompas, sedikitnya ada beberapa pesantren diduga santrinya terkena penyakit Babi. Ini virus sudah mulai nerunyam. Pesantren tak mengkonsumsi Babi kok bisa FB masuk? Penyakit memang seperti tamu. Datang tak diundang. Tapi mengusirnya harus pake tendang (paksa). Minggu lalu Misr Al-yaum menurunkan berita. Ada satu warga meninggal dunia terinfeksi Flu Babi. Makin banyak informasi tentang FB bikin saya makin merinding. Ini virus makin akrab saja dengan manusia, seperti virus influensa. Tapi resikonya sangat luar biasa. Nyawa jadi taruhan
Sudah tiga hari ini kawan satu rumah saya kena virus. Badannya panas, sering buang air besar, wajahnya pucat. Usaha awal sudah ia lakukan. Kemarin dibelikan obat di Apotik. Hasilnya masih belum sempurna. Obat sini semestinya cospleng langsung sembuh, karena dosisinya super gede. Saya sendiri sebenarnya sudah kapok minum obat-obatan di sini. Gara-gara berdosis tinggi suatu saat, dipenghujung ujian akhir tahun kemarin, obat perut yang saya minum langsung mengena ginjal . Sementara penyakit awal saya kembung dan mencret sembuh total. Tapi resikonya obat berdosis tinggi akan mengganggu organ tubuh lain. Kontan saja beberapa menit kemudian pinggang saya seperti ditusuk-tusuk. Saya gak bisa jalan. Akhirnya saya dibawa oleh kawan rumah berobat akupuntur di Jozi

Pinggang saya ditusuk tujuh jarum. Rasanya pedih, nyeri. Itu efek pengobatan tusuk jarum. Saya cuman mengharap setelah pengobatan akupuntur penyakit dadakan saya saudara ginjal sembuh secepatnya. Tapi nyatanya belum. Pinggang saya masih nyeri. Baru dua jam berikutnya sehabis kencing berwanarna hitam nyeri pinggang saya mulai melunak. Saya pun bisa tidur nyenyak
Apa yang dialami kawan saya satu rumah sekarang ini persis dengan penyakit saya empat bulan lalu. Penyebabnya; jarang tidur, minumnya air fanta atau kopi, makan kurang teratur, apalagi dia juga perokok berat. Pulang-pulang seminggu kemarin langsung bolak-balik ke wc. Ini memang kebiasaan jelek warga Masisir. Sudah banyak kasus yang memakam korban hingga merenggut nyawa karena faktor seperti itu
Sama halnya kasus almarhum anak Gontor dan Gama Jatim empat bulan lalu. Menurut cerita; dia jarang makan, jarang minum air putih, jarang tidur. Lambat laun tubuhnya mengecil, tinggal tulang-belulang. Sementara ngrokoknya nonstop. Akhirnya dia kehilangan keseimbangan, kekebalan tubuh berkurang. Penyakit pun berdatangan. Dokter memfonis ia mengindap penyakit paru-paru basah stadium lanjut. Dokter cuman nanya “Mau dikuburkan dimana anak ini?”. Kawan-kawan yang mengantarkan bengong, lemas dan tak berharap banyak, bahwa anak ini kelihatannya sudah diambang maut. Dia sendiri waktu itu masih sadar dan mengerang kesakitan. Kulit layu bercampur tulang merasa kesakitan kalau kena sentuh. Akhirnya Tuhan yang tahu. Jum’at sore dia meninggalkan dunia, meninggalkan keluarga jauh di sana dan teman-temannya. Satu hari setelah ia berada di rumah sakit Abbasea
Kalau sudah kena penyakit, uang seperti kertas tulis. Butuh tinggal pakai tanpa ada perhitungan. Yang ada hanya pikiran ingin segera sembuh. Sakit memang menyakitkan. Menyakitkan penderita, uang dan waktu. Manusia sudah tahu menjaga itu lebih sulit ketimbang mengobati. Tapi apa daya menjaga yayang ternyata lebih asyik ketimbang memelihara kesehatan 😀
Lekas sembuh Syakir. Rumah akan kehilangan keseimbangan masakan nikmat jika kau masih terbaring layu
tapi denger2 ada yg dilelang bos? :))
makanya, segera mencari de2k yg bisa menjaga anda 24 jam…hehehehe
falah ditunggu slametannya
FB tuh bukanna Facebook? hehe
itu yg telentang kenapa? kok kayaknya udah klimaks gitu hahaha
saki gara-gara kamu 😀
pantabbbb..!
sakit tau nyakit uhuk uhuk..;))
itulah bung azhar sebab kalau punya dede2 cantik, akhirnya ya terklapar 😀
*Tapi apa daya menjaga yayang ternyata lebih asyik ketimbang memelihara kesehatan ….*
————–
kakakkakakaka,