
Hari rabu malam kemarin (30/05/2024) saya meluncur ke Bali, di temani oleh beberapa tiem seperti pak Sudirman, pak Suroso dan mas Syukron bertolak dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi jam setengah dua belas malam. Alhamdulilah di pelabuhan lancar tanpa hambatan meski sedikit harus mengantri masuk kapal karena malam itu pelabuhan Ketapang banyak di dominasi oleh armada besar masuk mengangkut barang-barang besar.

Apalagi kalau sudah menjelang libur panjang arus antrian orang liburan menuju Bali sangat padat. Kalau sudah seperti itu jadwal keberangkatan tentu akan molor panjang, berangkat malam sampai di Bali bisa pagi. Tapi alhmdulillah malah itu situasi landai tanpa antrian berarti.
Saya dan rombongan tiba di pelabuhan Gilimanuk Bali jam setengah dua. Lalu menuju Negara istirahat sebentar di kediaman saudaranya Mas Syukron untuk sholat Shubuh. Setelah itu meluncur ke rumah kakaknya Pak Sudirman sarapan pagi dan istirahat sebentar. Karena jam sepuluh pagi kami harus ke kota karena ada janjian melakukan pertemuan dengan mas Wiwid, salahsatu petugas teras di NDC -nusantara data center-.
Kamis pagi jam sembilan, setelah mandi, cuci muka dan lain sebagaianya kami kemudian meluncur kafe dan resto milik orang Sunda, di sana Mas Wiwid menunggu kami untuk mendengarkan progres ke depan soal PT yang satu bulan lalu kami dirikan di Banyuwangi. Perjalanan menujub kafe dan resto memakan waktu tidak lama, Kurang lebih setengah jamanan kami sampai lokasi.

Di tempat itu kami di sambut mas Wiwid yang kehadirannya juga nyaris berbarengan agak sedikit duluan beliau. Di kafe dan resto itu kami diskusi panjang tentang PT ke depannya. Terutama menyangkut proyek-proyek yang akan menjadi garapan PT KMI -kashava multi intermedia-. Serta keuntungan apa saja dari proyek-proyek itu juga menjadi topik menarik dalam diskusi tersebut.
Mas Wiwid menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini banyak proyek masuk ke beliau dari pemerintahan setempat terutama permintaan pemasangan cctv di area Pura dan tempat umum. Tentu proyek itu perlu diskusi dengan beberapa owner pendiri PT KMI termasuk saya perihal keuntungan dan skema alur keuangan awal.

Ada beberapa opsi pertama. Kami hanya mendapatkan keuntungan beberapa persen dari proyek yang digarap Mas Wiwid. Masalah proses biaya awal dan lain sebagainya sudah di hendle beliau. Ke dua, ikut terlibat menentukan anggaran dari proyek-proyek itu. Dua opsi itu menjadi perbincangan hangat dan saya kira belum menemukan titik temu pas untuk menentukan arah dari dua opsi itu.
Karena ditengah diskusi ada kawan kami dari Jakarta ingin bertemu dengan kami yang kebetulan sudah beberapa hari stay di Bali. Beliau adalah pemilik PT Helium beserta keluarga dan karyawannya. Kehadirannya membuat diskusi hangat itu kemudian cair. Dari fokus satu titik menjadi bertitik-titik gesah ngalor ngidul soal jaringan dan infranya.

Obrolan panjang dan santai itu berlangsung hingga pukul 3 sore waktu Bali dan kami harus menyudahi karena nanti sore ada acara di Resort Legian Bali kebetulan tim sibuknya adalah beliau. Setelah meninggalkan kafe dan resto Sunda kami meluncur ke tempat lain dalam rangka menjalin jaringan silaturahmi ke Bos Gold Network. Di tengah perjalanan menuju markas besarb GN -gold network- kami di telepone oleh Mas Wiwid untuk diarahkan menuju NDC -nusantara data center-.

Markas besar penitipan server jaringan internet milik Moratelindo itu kami diajak oleh mas Wiwid keliling melihat lokasi penitipan jaringan dari berbagai server. Prosedur masuk ke server sangat ketat, stiril dan kehati-hatian, karena di dalamnya banyak penitipan server dan peralatan canggih. kaus kaki harus dilepas, tidak diperkenankan memakai celana pendek. Kemudian prosedur lainnya menunjukkan ktp, foto dan memakai kartu yang disediakan pihak sana. Setelah dapat lampu hijau kami masuk dikawal pak Wiwid sembari menunjukkam lokasi server Pandawa .

Setelah setengah jam melihat-lihat server di Moratelindo, kami lalu bergegas meninggalkan lokasi menuju markas besar gold network. Disana kami disambut sang owner pak Made. Duskusi panjang kami lakukan di kantor beliau lantai tiga dengan ditemani secangkir kopi.

Ada beberapa poin menarik hasil gesah dengan bos gold network. Pertama usaha itu terpenting bisa menguntungkan. Terlepas banyak sedikit jumlah pelanggan bukan soal, asal bisa profit. Karena tujuan berusaha adalah ada keuntungan. Kedua, lebih menekuni pemasangan warga daripada melayani mitra. Karena resikonya lebih kecil dibandingkan pelayanan mitra yang suka memutuskan kontrak diluar kesepakatan. Ujung-ujungnya pihak provider terbebani biaya sisa yang harus ditanggung. Ketiga, punya aplikasi menejemen keuangan ke pelanggan. Ini penting agar keungan tertata baik dan pelanggan juga nyaman.

MENGHADIRI UNDANGAN MORATELINDO
Setelah gesah santai dengan bos gold network, kami berangkat bareng dengan beliau menuju ke resort Legian Bali menggunakan armada masing-masing. Kebetulan kami dan bos gold network sama-sama dapat undangan. Di tengah perjalanan, terpaksa kami harus pisah dengan beliau karena mau sholat ashar jamak takhir. Perjalanan selanjutnya mencari masjid atau mushola di perkotaan Denpasar.
Tak semudah di pulau Jawa, di Bali khususnya Denpasar masjid ataupun mushola masih sedikit. Pencariannya juga rumit. Walau tak serumit zaman dulu. Toh nyatanya upaya kami belum membuahkan hasil, usaha kami minta bantuan google map supaya cepat mendapatkannya belum berhasil memuaskan. Petunjuk awal ala goole map tak mempercepat penemuan masjid maupun mushola. Malah kami dikecoh oleh produk google map sebuah tempat peristirahatan truk yang oleh goole map sebagai petunjuk tempat masjid.

Akhirnya kami putar balik melanjutkan pencarian selanjutnya. Alhmdulillah 15 menit sebelum magrib kami menemukan masjid besar di tengah kota padat penduduk. Masjid itu menurut informasi sejarah berdiri sudah 30 tahun lalu dengan beberapa kali renovasi. Saya menikmati arsitektur masjid ala timur tengah. Imamnya pun saya baca juga merupakan lulusan timur tengah bergelar Lc.
Selesai sholat berjamaah kami melanjutkan perjalanan ke tempat acara di Resort Legian. Sore itu masjid sudah mengumandangkan tarkhim sebagai petunjuk magrib kurang lima menit lagi. Karena kami juga mengejar acara, maka kami niatkan sholat magrib dan isya’ jamak takhir.
Perjalanan kurang lebih dua puluh menit, kami sampai di tempat acara. Nampaknya acara sudah berjalan lama. Kami datang ber empat langsung disambut mas Wiwid untuk diarahkan mengisi daftar hadir. Tampak dua petugas cantik-cantik berbisik agar daftar lewat bercode yang sudah disediakan karena diakhir acara bakal ada undian dengan hadiah menarik.
Dapat Iphone 15
Ketika saya daftar hadir lewat bercode dan diberitahu bakal ada undian hadiah menarik respon kawan-kawan termasuk saya biasa-biasa saja. Seoalah dianggap hadiahnya paling ya itu-itu. Toh sebagai peserta terakhir datang, gak bakalan memperoleh hadiah. Prioritas hadiah paling peserta datang pertama atau kedua.
Namun pada sesi akhir acara atau tepatnya setelah makan malam. MC menginformasikan akan ada undian menarik dengan hadiah utama iphone 15 dan ipad. Saya yakin gak bakalan dapat hadiah karena dalam pengisian bercode itu saya mengisinya asal-asalan, nama juga saya tulis singkat. Pertanyaan-pertanyaan dalam Google form itu saya klik tanpa berfikir panjang.
Dalam sesi proses pengocokan undian. Saya berkelakaran sama pak Koso, kawan rombongan dari Banyuwangi, jika pak Koso dapat undian hadiah, sementara Pandawa tidak memakai jaringan moratelindo – Monica – nanti gimana?. Dapat hadiah bingung tak dapat hadiah juga kurang beruntung.
Pengocokan pertama dengan hadiah Ipad diperoleh tamu undangan dari Bali. Kemudian dilanjutkan pengundian kedua dengan hadiah iphone 15. Siapa sangka pada sesi pengundian iphone ini kawan saya satu rombongan dari Banyuwangi dan satu meja Pak Sudirman malam itu menjadi orang beruntung bisa membawa pulang Iphone 15.
Peresmian Pandawa Lima Java Network Bali (PLJN)
Setelah acara di Resort Legian, kami ber empat meluncur ke sebuah kafe di dekat pantai, disana kawan dari PT Helium beserta rombongan menunggu kedatangan kami. Perjalanan kurang lebih setengah jaman, karena harus berjibaku dengan padatnya arus kota di malam hari. Di sana kami berdiskusi panjang dengan owner Helium perihal layanan konten di Pandawa.

Layanan konten dari Helium merupakan konten-konten yang saat ini dljuga dipakai oleh Pandawa. Menurut Heliaum, Pandawa saat ini layanan konten ngepres dan perlu penambahan kapasitas. Jika tidak maka akan terjadi reguest time out terutama di jam-jam sibuk. Konektifitasnya kemungkinan kurang nyaman digunakan.
Hingga jam sebelas malam diskusi itu belum selesai. Antara jadi menambah kapasitas konten dari Helium atau tetap seperti dua hari lalu banyak komplain karena jaringan kurang stabil. Ujicoba dua hari layanan full konten dari Helium mengubah kualitas jaringan pandawa lebih baik. Itu bukti bahwa tersendatnya kualitas karena layanan konten di Pandawa kurang.
Karena sudah larut malam dan besok pagi masih ada acara meresmikan Pandawa Java Nerwork cabang Bali. Maka jam sebelas malam kami harus undur diri. Pertemuan diskusi dan penawaran dari Helium masih menjadi PR kami selaku Owner Pandawa. Kami masih mempertimbangkan antara tetap, atau menambah kapasitas konten, atau lewat opsi lain yaitu upgade kapasitas dari RBN. Perbandingannya lebih mahal dari penawaran Helium.
Setelah pertemuan malam, lalu kami melucur ke tempat penginapan semacam home stay. Orderan telah kami proses beserta pembayaran. Sayang karena sudah larut malam atau kira-kira pukul setengah dua, tuan rumah atau penjaga pintu gerbang sudah tidur. Berkali-kali kami tlp pihak penanggung jawab tempat tak ada respon. Sehingga kami harus mencari tempat bersebelahan yaitu sebuah hotel. Alhmdulillah di situ pemilik hotel masih belum tidur. Namun sayang di hotel tidak bisa digunakan untuk ber empat. Akhirnya kami gagalkan.
Pencarian home stay akhirnya berlabuh di tempat jalan raya nasional Bali. Meski di luar ekspektasi karena agak sederhana, setidaknya bisa digunakan rebahan dan istirahat.
Meluncur Ke Kantor Pandawa Dan Cek Lokasi
Pagi setengah delapanan kami meluncur ke Negara, kantor Pandawa berdomisili. Perjalanan tak begitu lama antara lokasi penginapan dengan kantor. Sengaja memang kami mencari penginapan di dekat kantor supaya perjalanan tidak terlalu lama.

Sampai kantor Pandawa kami disambut oleh beberapa tiem lapangan Bali. Di ruangan juga sudah duduk bersila tiem lapangan dan undangan mengelilingi makanan dan ingkung sebagai simbol akan diresmikannya kantor Pandawa cabang Bali. Tujuan berdirinya Pandawa Bali ini sebagai bentuk upaya kami untuk penetrasi dalam melebarkan bisnis internet yang selama ini masih berkutat di kawasan Banyuwangi sekaligus memberikan aprisisasi masyarakat dalam memilih koneksi internet yang beragam. Sehingga masyarakat bisa leluasa dalam berlangganan internet sesuai dengan kemampuan anggaran dan ke stabilan jaringan.
Pandawa sebagai ISP -internet service provide- baru di Bali tentu ingin agar masyarakat kecil bisa menikmati akses internet tanpa harus mahal. Pandawa hadir dengan menawarkan jaringan internet stabil dengan dukungan tiem lapangan berpengalaman dan harga murah. semoga bisa diterima oleh masyarakat luas di Bali. Ini sebagai bentuk komitmen kami agar sumuanya bisa merasakan jaringan internet murah dan stabil.

Acara kemudian di mulai, di buat ringkas, padat dan singkat. sambutan pertama direktur Pandawa Bali Pak Sudirman. Lalu saya di dapuk menutup acara dengan doa. Setelah acara dilanjutkan makan brokohan bahasa jawa atau ingkungan bahasa populernya. Menunya khas orang slametan dipadu dengan menu khas Bali. Tentu semua menu dijamin halal, karena pemasaknya semua muslim. Dan semua kariawan Pandawa Bali juga merupakan orang Jawa menetap lama di Bali.
Setelah acara selesai kemudian dilanjutkan survai lokasi untuk rencana pembentengan kabel ritel ke pelanggan. Lokasinya unik melewati pegunungan dengan jumlah penduduk terkotak-kotak. Ada beberapa titik penduduknya sedikit. Ada pula sangat padat.
Dari hasil survai di lapangan saya amati ada nilai plus minusnya. Pertama lokasi di kawasan pegunungan memerlukan pembentangan panjang dan agak sulit. Jumlah penduduk terkotak-kotak dan berjarak memungkinkan mencari pelanggan butuh waktu lama. Namun satu sisi daerah penduduknya padat kemungkinan pencapaian target bisa terealisasikan asal kompotitor tidak banting harga atau ada kompotitor baru lainnya masuk dengan penawaran dan diskon gede-gedean, tentu target akan sulit tercapai.

Mudah-mudahan lampauan target terutama di blankspot internet kawasan padat penduduk bisa maksimal. Karena dari hasil survai saya lihat masih sedikit bentangan kabel internet berseliweran di tiang lampu maupun tiang pln.
Hampir dua jam cek lokasi di area pinggir pegunungan dan area puncak. Kami memutar dari bawah ke atas. Suasana asri pedesaan di daerah Negara Bali tak jauh berbeda seperti di kawasan kami area Alas Purwo Banyuwangi. Banyak pohon menjulang tinggi. Penduduknya juga kebanyakan saya amati bertani dan beternak.
Perjalanan kami teruskan hingga pelosok desa, saya lihat hampir jam satu waktu Bali. Perjalanan itu terus kami lanjutkan. Dan Alhamdulillah di tengah perjalanan (rencana awalnya sholat jamak takkhir) kami menemukan masjid dimana waktu itu Khotib sedang berkhutbah. Akhirnya kami sholat Jumatan di sana.
Kawasan Negara Bali menurut informasi tim pengawal survai kemarin kebanyakan muslim. Sangat mudah menemukan masjid atau mushola di sini. Dari beberapa nama Khotib atau imam di masjid itu saya amati orang Jawa. Mungkin memang orang Jawa sudah lama tinggal di sini sama seperti karyawan Pandawa lainnya.

Setalah sholat Jumat kami melanjutkan perjalanan survai lokasi dan berakhir di bendungan. Di sini kami rehat sejenak menikmati indahnya pemandangan di sisi pinggiran bendungan. Tempat ini sebagai penampungan air penduduk desa, juga dijadikan tempat wisata dan pemancingan. Cerita mistik kemarin sempat diutarakan oleh pengawal survai. Dari penampakan orang besar dan anak kecil menangis. Ada pula beberapa korban pemancing terpeleset meninggal lalu menjadi misteri.
Setengah jam kami berada di bendungan ini. Karena waktu sudah mulai sore kami melanjutkan perjalanan pulang kampung ke Banyuwangi. Kami berpamitan dan berpisah dengan mobil satunya dari kawan-kawan tiem lapangan Bali.
Mudah-mudahan progres bentangan ini segera dilaksanakan sebelum kesempatan itu diambil alih oleh pihak lain.