Mengikuti Ujian Seleksi Petugas Haji

Mengikuti Ujian Seleksi Petugas Haji

Hari Kamis kemarin 23/01 saya mengikuti seleksi Petugas Haji daerah di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Ini momentum yang sangat berharga, terutama bagi mereka yang memiliki pengalaman sebelumnya, seperti bertemu dengan kawan-kawan dari sertifikasi haji tahun lalu. Proses seleksi ini tidak hanya menjadi ajang untuk menunjukkan kemampuan dan komitmen dalam melayani jamaah haji, tetapi juga merupakan kesempatan untuk membangun jaringan dan memperkuat solidaritas di antara para calon petugas.

Seleksi petugas haji diadakan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Muchlis Muhammad Hanafi saat membuka acara. Ia menegaskan bahwa tidak ada intervensi dari pihak luar, sehingga setiap peserta memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kompetensinya. Hal ini menciptakan lingkungan yang adil dan mendorong peserta untuk berkompetisi secara sehat.

Selain itu dalam sambutannya, Muchlis menekankan pentingnya niat melayani jemaah sebagai motivasi utama bagi para calon petugas. “Saya tekankan dari sekarang, yang dipasang niatnya itu bukan hanya untuk berhaji. Niatkan terlebih dahulu untuk melayani jemaah. Insya Allah niat berikutnya akan kesampaian,” ungkapnya.

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sruji Bahtiar,  menegaskan bahwa pendaftaran petugas haji dilakukan tanpa pungutan biaya dan penyelenggaraannya bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. “Pendaftaran petugas haji tidak berbayar, dan penyelenggaraannya bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme,” jelasnya.

Tahapan seleksi dimulai dengan tes CAT (Computer Assisted Test). Kami harus menjawab 100 soal dalam waktu 90 menit. Soal-soalnya cukup menantang, terutama karena banyak materi baru tentang layanan haji ramah lansia yang belum pernah saya pelajari sebelumnya. Namun, saya mencoba tetap fokus dan mengerjakan dengan tenang. Sesekali, saya melirik ke arah teman-teman yang tampak serius di depan layar hp mereka. Ada rasa solidaritas yang kuat di antara kami—meski ini kompetisi, kami saling mendoakan agar semuanya berjalan lancar.

Setelah tes selesai, kami berkumpul di luar aula sambil menunggu giliran mengikuti ujian lisan. Percakapan ringan pun mengalir, mulai dari membahas soal-soal hingga rencana jika berhasil lolos ke tahap berikutnya. Momen ini terasa begitu berharga; bukan hanya karena seleksi ini penting, tetapi juga karena kebersamaan yang tercipta di antara kami

Saat menunggu giliran dipanggil untuk ujian lisan, saya bertemu dengan kawan-kawan dari peserta sertifikasi haji tahun lalu. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan untuk saling belajar dan bertukar informasi mengenai persiapan dan pelaksanaan ibadah haji. Interaksi ini dapat memperkaya pengalaman pribadi dan profesional setiap individu.

Mengikuti seleksi petugas haji memerlukan persiapan yang matang, baik secara fisik maupun mental. Mengingat ibadah haji adalah kegiatan yang kompleks, kemampuan untuk bekerja sama dalam tim serta menangani berbagai situasi di lapangan sangat penting. Dengan mengikuti seleksi ini, peserta tidak hanya mempersiapkan diri untuk tugas mereka, tetapi juga berkontribusi pada keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji secara keseluruhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top