Cek Lokasi Di Bali

Cek Lokasi Di Bali

Setelah subuh tepat, Sabtu pagi kemarin 12/4/2025, saya dan tiga kawan lainnya, Pak Syukron, Pak Suroso dan Pak Etek bersiap kembali meluncur untuk petualangan kecil mencari titik-titik potensial sumber cuan: dua hari menjelajahi Kabupaten Negara, yang terletak di ujung barat Pulau Bali, melakukan koodinasi lapangan rencara pembentangan jaringan fiber optik untuk dijadikan peta lokasi jaringan.

Perjalanan kami dimulai pukul 5 pagi. Dengan satu mobil milik Pak Suroso, kami melaju menyusuri jalanan pesisir selatan. Angin laut bertiup lembut, dan pemandangan sawah serta pantai silih berganti menyapa. Sekitar satu setengah jam perjalanan dari markas , kami pun tiba di pelabuhan Ketapang.

Perjalanan pagi setelah subuh membawa nilai tersendiri dalam perjalanan terutama di pelabuhan Ketapang, yang selalau mengantri di jam sibuk. Pagi itu kami langsung masuk ke Kapal tanpa hambatan apapun. Selama satu jam kami berada dalam penyebrangan. Dan matahari belum menyapa kami di saat kami sedang berada di tengah lautan.

Selesai berlabuh di pelabuhan Gilimanuk, lalu kami menuju Jembrana, tepatnya di Kota Negara, yang terletak di ujung barat Pulau Bali. Meskipun kalau kita berbicara masalah wisata memang tak sepopuler destinasi wisata di bagian selatan Bali, tapi Jembrana justru menurut saya menyuguhkan ketenangan dan keindahan yang lebih autentik. Dalam dua hari penuh petualangan, saya menjelajahi, alam, dan keramahan khas Bali barat yang tak terlupakan.

Namun kedatangan kami di Bali bukan untuk melakukan wisata atau liburan sambil hiling-hiling. Tapi rencara dari kawan-kawan yang tergabung dalam PT Pandawa Lima Java  Network Bali untuk proses inpansi jalur pembentangan kabel fiber optik pada kawasan tertentu yang dianggap strategis. Saya diajak kawan-kawan onwer untuk melihat lebih jauh tentang rencara ini agar mengetahui lokasi yang masih memberikan potensi bagi PLJN -pendawa lima java network-.

Agenda ini sempat tertunda satu minggu dari rencana awal satu minggu setelah hari raya Idul Fitri karena menunggu kekompakan bersama dari para owner yang kebetulan saya sendiri waktu itu masih ke Surabaya selama dua hari. Walau tanpa saya pun sebenarnya sudah bisa mewaliki, karena saya sendiri mengikuti dari kawan-kawan lain yang kiranya baik bisa dilanjutkan. Sebagian owner lain justru menunggu saya agar lebih kompak bisa berangkat bersama  ke sana.

Karena selama ini semenjak merambah ke Bali, saya saja yang jarang memantau perkembangan inpansi jalur di Bali karena kesibukan satu lain hal. Sedang owner lainnya sudah berkali-kali bahkan satu minggu sekali owner kami wira-wiri ke Bali untuk meninjau keberlangsungan proses kegiatan yang sedang dijalankan untuk memastikan agar tetap berjalan sesuai rencara.

Pagi jam 9, saya dan kawan satu rombongan tiba di Kota Negara setelah perjalanan sekitar setengah jam dari pelabuhan Gilimanuk. Udara masih terasa segar, berbeda dengan hiruk-pikuk kota. Saya dan rombongan langsung menuju tempat Hotel yang sudah di pesan oleh kawan-kawan Bali. Disini kami istirahat sebentar untuk merebahkan badan agar nanti bisa fit kembali ketika melakukan cek lokasi.

Setelah beristirahat, siangnya, kami melanjutkan perjalanan ke server utama, yang berdiri samping jalan utama menujuru Denpasar. Di sinilah titik awal pembentangan kabel yang sudah digelar beberapa bulan lalu dan sebagai pusat server yang nantinya akan menggabungan dengan daerah lain. Kami langsung bertemu dengan penangung jawab seksi Bali mas Adi dan di temani Mbak Widiastuti sebagai admin. Satu jam kami disini ngobrol sambil ngopi dengan kawan-kawan dari Bali. Sembari melihat pemasangan beck up server yang selama ini belum memiliki beck upan.

Setelah briefing singkat, kami mulai melanjutkan perjalanan untuk cek lokasi menyusuri jalur yang sudah ditandai sebelumnya. Medannya cukup bervariasi—ada yang datar, tapi ada juga yang menanjak masuk ke kawasan perbukitan. Tantangan utama hari itu adalah mengidentifikasi area rawan longsor dan memastikan jalur fiber tidak melintasi kawasan konservasi.

Waktu kian sore, kami memutuskan untuk istirahat. Sebelum menuju penginapan, kami mampir ke pedagang duren montong  yang tak jauh dari lokasi. Duduk sejenak sambil menyantap durian montong, rasanya cukup membantu merilekskan badan setelah keliling menelusuri lokasi naik turun gunung.

jalan ini sebenarnya menikung tajam, terlihat seperti biasa saja ketika di foto

Hari kedua dimulai lebih awal. Kami bergerak cek lokasi ke arah barat laut menuju Desa Candikusuma, salah satu titik strategis karena berdekatan dengan perbatasan kabupaten. Di sini, kabel akan disambungkan ke node yang terkoneksi ke wilayah Gilimanuk, sebagai jalur gateway ke Pulau Jawa.

Kami menggunakan GPS dan peta topografi digital untuk memastikan jalur yang dipilih aman, tidak mengganggu akses jalan warga. Di beberapa titik, kami juga berkoordinasi langsung dengan warga setempat—memastikan akses saat pengerjaan nanti tidak mengganggu aktivitas harian mereka.

Menjelang siang, kami sempat singgah ke rumah salahsatu owner kami Pak Etek yang beberapa bulan lalu membeli perumahan di Bali sekaligus dijadikan sebagai tempat kerja dan jualan kabel fiber. Tidak jauh dari sana, kami diajak makan siang oleh salah satu mitra lokal di rumahnya—sekaligus menghadiri acara syukuran atas pernikahan putrinya yang baru saja berlangsung. Sambutan hangat dan suasana kekeluargaan menjadi kejutan menyenangkan di tengah jadwal kerja yang padat.

Sore hari, kami cek out ari Hotel, sebelum bersiap kembali ke Banyuwangi. Perjalanan pulang kami tempuh dalam senyap, lelah namun ada harapan dan tantangan. Banyak hal yang masih harus dipersiapkan, tapi dua hari ini memberikan gambaran nyata di lapangan—bukan sekadar garis pada peta, bahwa perjalanan masih panjangan dan permodalan juga perlu dipersiapkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top