Menjamurnya jejaring sosial lambat laun meredupkan aktifitas ngeblog. Dari pantauan yang saya lacak, hampir separo friendship blog saya maupun blog lain sudah pada momplong alias karatan. Warga maya sudah mulai berganti dimensi ke arah lain. Menulis blog tak lagi semarak tahun-tahun lalu. Hadirnya Facebook menjadi momok serius warga dunia maya. Sebuah berita melaporkan Facebook tak hanya menjadi teman permainan dunia maya, tapi menjadi istri ke dua
Beginilah kehidupan baru di zaman web 2.0. Semuanya serba praktis dan gratis. Praktis dalam berkomunikasi serta gratis layanannya. Dengan begitu secara gak sadar masyarakat diajari bersikap menja. Seperti pada kasus bergantinya tayangan liga Inggris dari teve analog ke teve kabel. Bak tertimpa kasus korupsi. Separo dari total maniak liga Inggris Indonesia menggrutu, tak sungkan-sungkan diantaranya dilakukan dengan demonstrasi. Belum tahu atau berpura-pura gak tahu jika harga hak siar liga tersebut selangit pasca meningkatnya pamor liga inggris di dunia
Namun sikap mereka perlu dimaklumi, bertahun-tahun lamanya maniak bola (liga inggris) terbiasa dengan tayangan gratis dari pihak stasiun televisi untuk memanjakan penonton. Lalu apa jadinya suatu saat nanti jika Facebook tak lagi gratis? Melihat eksistensi pengguna FB yang sudah jutaan dan dinobatkan menjadi jejaring sosial kelas wahid bisa saja pihak FB jual mahal. Tapi itu pun perlu dipikirkan, jika tidak dunia mengutuk dan tuhan murka
Facebook memang fenomenal. Semenjak dikenali dunia –terutama Indo- FB secara cepat menggeser peran Friendster yang bertahun-tahun menguasai jejaring sosial di Indo. Menurut Alexa.com, FB menduduki peringkat pertama situs yang paling banyak di akses di Indonesia. Animo masyarakat Indo sangat antusias dengan FB ini. Tapi sayang FB yang dulunya hanya digunakan oleh orang-orang penting atau akademisi sekarang –menurut saya- berganti jejaring sosial ajang curhat satu sama lain. Bukan lagi tukar informasi atau berita
Dari note maupun status members saya rata-rata hanya mengumbar lidah dan curahan hati. Ini barangkali warisan Friendster sang pendahulu yang sering dipakai oleh anak-anak muda sebagai ajang curhat atau bernarsis ria. Yang saya sesalkan pula FB juga mengantarkan penggunanya mengajari bermalas-malasan untuk ngeblog
Barangkali kendalanya ngeblog itu perlu waktu. Karena ngeblog bukan asal nulis yang berkarater pendek, tapi sebuah tulisan yang membentuk sebuah karangan. Ngeblog merupakan kreativitas atau saya sebut sebagai kreativitas tanpa batas. Karena ngeblog kita bisa mengungkapkan hal-hal secara kritis. Pun bagi calon penulis, blog sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk belajar nulis. Bahkan sekarang tulian seorang blogger dilirik/diakui sebagai jurnalis warga atau citizen journalism
Sementara FB tinggal menulis status secara singkat, padat dan kadang gak jelas. Yang lebih memuskan lagi akan dibaca members Fbnya. Sangat instan dan mudah memang. Tapi bagi saya kreativitas tetaplah milih blog. FB punya note untuk nulis, namun tak sehebat di blog. Karena FB untuk mengenal banyak orang sementara blog adalah tulisan/berita dalam bentuk karangan
Itulah barangkali sebagian dari tujuan saya ngeblog di www.agusromli.net yang dulu sempat beralamat di www.agusromli.com .
hemmm tapi fb dah banyak tuk curhatan tuh di statusnya 😀
bagus .. untungnya masih bisa ngeblog sambil fb-an 😀