Menjama’ Niat Puasa Ramadhan

Ramadhan telah tiba, warga muslim diseluruh dunia menyambut dengan bermacam warna. Ada gelisah, senang ada pula menanggapi dengan tangan dingin. Begitu pula dengan minggu pertama bulan ramadhan biasanya masjid, musholla selalu dipadati jamaah. Dari para pengecut, hingga para aktivis jalanan terlihat batang hidungnya meski kadangakala hanya sekedar ikut-ikutan atau ngobrol dipelataran serambi

Akibatnya ramadhan dapat separuh bulan shaf barisan masjid semakin berkembang maju suasananya pun redup jauh dari semangat. Dan itu tidak hanya dilakukan oleh para penyandang gelar preman, aktifis jamaah kadangkala lengah oleh peradaban luar masjid yang kian meggiurkan . “Al-imanu yadzidu wayanqus” iman tidak bisa ditebak kadang tebal dan suatu saat menipis

Niat merupakan solusi utama setiap moment. Membentengi dengan niat merupakan jalan terbaik meski hambatan dan rintangan datang secara tiba-tiba. Selama ini banyak orang berpuasa, melakukan ritual ibadah semata-mata bukan karenaNya, gengsi, ingin mendapatkan pujaan merupakan salahsatu pemicu ikut-ikutan berpuasa atau sholat terawih

Niat berpuasa di bulan ramadhan adalah wajib. Orang tidak berniat puasanya tidak akan dapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Dalam Fiqh dikatakan niat puasa di siang hari pada bulan ramadhan puasanya batal. Berbeda dengan puasa-puasa lainnya seperti senin-kamis, daut dll, niatnya bisa lakukan dipagi hari. Maka menjama’ niat puasa pada bulan ramadhan sangat dianjurkan sebagai antisipasi terledornya lupa niat. Tradisi ini sering saya ikuti ketika saya berada di rumah (toh saya sendiri belum tahu pasti dalam kitabnya tentang anjuran jama’ niat dalam puasa hanya dari mulut ke mulut)

Dalam suasana yang jauh dari tradisi ritual ramadhan seperti di desa-desa. Saya kuwatir sahur bagi kalangan yang merantau jauh dimato seperti saya dan kebanyakan kawan-kawan disini terlupakan. Niat adalah masalah kecil, tapi sekecil apapun jika itu kewajiban tak bisa dielakkan. Meski ada beberapa pendapat ringan bahwa melakukan sahur pada malam hari itu sudah termasuk syarat niat. Saya mengamini, tetapai bagaimana dengan definisi niat itu sendiri? Perlu kita berfikir ulang tentang ini

Sudahkah Anda niat secara benar untuk puasa kemari dan hari ini? Kalau belum berarti puasa anda kemarin dan hari ini tidak dapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Kendati saya sendiri masih menyakini bahwa masalah pahala dan dosa hanya milik Allah

Aa Rom

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top