Alhadmulillah Selamat Datang Anakku

Hari ini saya merasa bahagia karena anak kami pertama lahir dalam keadaan sehat walafiat. Alhamdulillah tentu rasa syukur kepada sang kholiq Allah yang telah memberikan ruang gerak selama proses persalinan istri dengan lancar.

Proses ini tidak memakan waktu lama. Pun demikian juga dengan prediksi para bidan dan dokter yang semula diperkirakan awal bulan Desember 2012 ternyata lahir lebih awal 19 November 2012. Tanda-tanda mau melahirkanpun juga terjadi secara spontanitas.
Bermula Hari Ahad, selepas saya mengajar di Brasan, istri merasakan perut agak kram dan sengkil. Seperti itu bagi saya sudah biasa terjadi pada istriku yang dalam keadaan mengandung dan barangkali juga sering dirasakan oleh wanita hamil pada umumnya. Setelah Ashar kami ke Persen, lalu atas saran ibu, kami pergi ke tukang pijet yang dulu masih muda seorang bidan.

Sudah dua kali istri saya pijet ke mbah itu. Awal mula saya kurang begitu ehem istri dibawa ke tukang pijet. Saya mungkin orang yang hidup di zaman modern yang kurang bisa menerima dengan prosesi seperti itu. Logikanya, orang hamil mestinya harus dijaga kandungan janinnya. Diberi nutrisi dan makanan sehat. Bukan di pijat atau bahasa jawanya di emek-emek. Tentu menurut medis malah akan membahayakan sang jabang bayinya.
Tapi barangkali memang alam telah menciptakan keragaman dalam berpendapat, bernalar. Sehingga selalu saja terjadi kontradiksi antara ilmu realitas dan ilmu modernitas. Antara Rasio dan pengalaman. Ini sudah banyak, contohkan saja, bagaimana prosesi kejadian petir atara rasio dan ilmu realitas.
Namun pada akhirnya saya menyadari bahwa ilmu yang berdasarkan rasio dan realitas musti selalu dipadukan. Tanpa memarjinalkan salahsatunya. Rasio/logika penting dan realitaspun juga perlu. Sebab dengan bermodalkan pengalaman dan keyakinan sebenarnya secara tidak langsung akan memberikan kepercayaan yang semua itu kudu didukung oleh rasio.
Di mbah budek ini (dipanggil mbah budek karena pendengaranya sudah rusak) istriku dipijetin. Entah bermodalkan pengalaman, perasaan atau kanuhragan, mbah budek memprediksikan bayinya akan lahir dalam waktu dekat karena letak posisinya sudah mapan ke bawah. Kandungan bayinyapun bagus dan sehat.
Alhmdulilah selepas dipijetin mbah budek sore itu, istri saya merasakan perutnya sudah ada perubahan. Namun entah mengapa menjelang istirahat malam, istri saya merasakan mules lagi. semakin lama tambah sakit. Akhirnya jam dua belas malam, istri saya bawa ke buden untuk memeriksana apa sebenarnya yang terjadi.
Sebelum berangkat, ibu dan saudara-saudara saya yang sudah berpengalaman melahirkan memprediksikan istriku bakal melahirkan. Antara percaya dan tidak bahwa saya bakal jadi ayah. Toh kalaupun malam itu ternyata belum lahir karena mengikuti prediksi dokter awal Desember saya nantinya juga akan jadi ayah.
Setengah satu bidan yang baru keluar dari kamarnya lalu memeriksa istri saya yang malam itu sudah merasakan sakit luar biasa. Dari hasil pemeriksaan awal istriku sudah buka tiga, itu artinya kalau lancar bakal lahir malam itu juga. Sejam kemudian bu bidan memerika kembali dan sudah ada perkembangan bagus yaitu sudah membuka tujuh. Satu jam kemudian istriku sudah buka sepuluh, itu berarti prosesi persilanan dilakukan.
Alhmdulillah tepat jam tiga malam Senin pagi, anakku yang pertama lahir dengan selamat. Alhamdulillah pula prosesinya lancar, demikian juga dengan masa sakit/tegang hanya memakan waktu tidak lebih dari tiga jam. Selamat datang wahai anakku,,, selamat menempuh hidup barumu di dunia fana ini. Hidup yang penuh lika-liku yang tantangan ini. Semoga kehadiranmu bisa menemani ibu bapakmu dan berguna bagi agama dana bangsa. Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top