Alhamdulillah pelaksanaan MMPP (majelis musyawarah pengasuh pesantren) di ke kediaman kami berjalan sesuai keinginan. Bahkan melebihi prediksi sebelumnya yang terkesan biasa-biasa saja. Barangkali acara ini menjadi lebih marak bukan karena letaknya di komplek kami, tapi memang kaitannya dengan pencalonan menjadi orang nomer satu Nu di Banyuwangi.
Pemilihan yang dilaksanakan awal tahun depan yang kurang beberapa bulan ini, telah menciptakan atmosfer para kiyai menjadi panas. Ada beberapa kader NU yang sudah menyatakan kesiapannya untuk dicalonkan menjadi ketua NU Banyuwangi. Diantaranya yang sudah nampak adalah Ir. H Wahyudi, KH.Drs. Masykur Ali, KH Ali Makki dan beberapa orang yang bersedia tapi masih belum muncul di publik.
Sehingga pertemuan MMPP di sini barangkali dijadikan sebagai ajang untuk kampanye, baik para calon maupun pendukung masing-masing. Alhamdulillah dari para calon yang nampak itu kemarin pada datang semua. Suasana santai-santai saja, hanya ketika salahsatu calon datang, calon lainnya setelah ngobrol sebentar lalu meninggalkan tempat dan pindah posisi.
Acara yang mestinya sebagai silaturrahmi dan musyawarah pengasuh pesantren se-Banyuwangi berubah menjadi ajang menampakkan diri untuk promosi dan bersosialisasi. Tapi bagi saya tak apalah yang penting tidak mengurahi esensi dari acara tersebut.
Iya tidak kurang dari seribu pengasuh pesantren kemarin hadir di kediaman kami untuk bertukar pikiran membahas permasalahan kaitannya dengan huku di masyarakat. Kaitannya dengan faham Wahabisme yang kian marak. Tentu saja faham ini yang sudah mulai merambah ke masyarakat awam meresahkan tokoh-tokoh ulama yang moderat. Termasuk media-media Wahabisme juga dimana-mana.