Alhamdulilah bisa bersilaturrahmi di kediaman Kh Nawawi di Bantul Jawa Tengah. Kiyai sepuh tapi masih memiliki semangat juang luar biasa.
Di tengah usianya yang sudah memasuki 90-an, namun masih mampu menemui para tamu setiap hari. Masih mampu berkomunikasi dengan baik, walau tak se intensif pada umumnya. Konon di usianya yang sudah sepuh beliau masih tetap minta untuk di semak bacakan qur’an bersama istri beliau. Ini tentu saja komitmen beliau dalam menjaga hafalan. Termasuk masih menyempatkan waktunya bersama santri yang akan setoran.
Totalitas dalam mendidik dan berkarakter qur’ani yang beliau terapkan layak untuk kita teladani. Sebab di zaman abal-abalan seperti sekarang ini keistiqomahan para pemangku agama seolah bukan lagi menjadi prioritas. Dunia tarik ulur politik yang kerap melanda kiyai dan menjadi bahan komiditi utama sejatinya secara tidak langsung telah menodai kesucian dalam dunia pesantren.
Artinya kiyai yang sejatinya dituntut bersikap netral justru malah membingungkan umat. Sehingga yang terjadi sekarang di tengah pemangku agama berkamuflase soal politik yang menggelitik itu, timbul semacam ferifikasi kaitannya dengan fatwa dan ketaatan.
Dalam hal hukum agama, umat masih berusaha menjaga dan samikna wa’atokna dengan apa yang menjadi landasan kiyai. Namun soal kaitannya dengan politik seiring dengan munculnya demokasi yang keblabasan sekarang, umat tak lagi mengacu terhadap apa yang menjadi fatwa sang kiyai dalam arah politiknya.