Peristiwa itu terjadi pada pertengahan Januari lalu di Abbasea kawasan tempat saya diami saat ini, kaum persaudaran muslim atau Ikhwanul Muslimien digiring ke penjara setelah terlibat aksi melakukan demontrasi menentang agresi militer di Gaza. Sedikitnya enam ratus orang diciduk aparat keamanan Abbasea. Sikap tak simpati kepolisian Abbasea ini sekaligus memberikan sinyal kuat bahwa dukungan Mesir atas agresi Israel ke Palestina semakin nyata
Sejak terjadinya perang tentara Israel dengan kaum Hamas Palestina, Mesir sebagai negara tetangga menunjukkan sikap antipati dengan saudara sesama Muslim Palestina. Presiden Mubarrak sendiri dalam statemen menyangkut peperangan ini kadang sering membingungkan sejumlah kaum muslimien Timur Tengah. Sejauh ini penduduk muslim dunia mengklaim bahwa pemerintahan Mesir memberikan dukungan penuh kepada Israel
Namun dalam pandangan politik untuk negara teluk, Mesir menyatakan netral, bahkan orasi presiden Mubarrak beberapa waktu lalu soal sikap dan keputusan, Mesir serba delematis. Entah pendapat itu hanya aspirasi pribadi atau sikap resmi selaku presiden. Mubarrak menyebutkan Mesir sebagai negara yang tidak diuntungkan ketika konflik Israel dan Palestina pecah. Satu sisi negara-negara Islam dunia meminta Mesir membuka kran jalur Rafah di Mesir agar bantuan tersalurkan ke Gaza, pada sisi lain Mesir masih menjaga citra perdamaian dengan Israel yang sudah dijalin sejak lama
Jika jalur Rafah yang merupakan pintu masuk ke Gaza Palestina dibuka, maka bantuan berupa pakaian, makanan, peralatan medis akan terditribusikan ke kampung konflik. Tetapi bantuan-bantuan itu menurut Israel sangat membahayakan karena dikuatirkan pasokan senjata untuk Hamas dari negara pendukung dapat masuk dengan mudah. Inilah mengapa Mesir menutup jalur tersebut, kebijakan sangat menguntungkan pihak militer Israel dan sekaligus merugikan warga sipil Hamas yang membutuhkan bahan pokok makanan dan obat-obatan imbas dari bentrokan Israel dan kaum separatis Hamas
Penutupan ini membuat ribuan bantuan dari belahan dunia tersendat di perbatasan Rafah. Padahal disana –kampung Gaza- ribuan orang sedang kelaparan, kedinginan dan kekurangan obat-obatan. Menurut laporan kawan saya di Rafah yang menemani wartawan KOMPAS menceritakan dalam preas rilisnya di milis bahwa bantuan-bantuan itu menumpuk diperbatasan termasuk sumbangan dari Indonesia. Tidak ada yang bisa berbuat sesuatu baik dari tentara Mesir sendiri maupun pihak PBB, semuanya bagaikan macan ompong, karena situasi masih sangat memanas dan pasukan Israel hilir mudik memantau jalur perbatasan lewat udara setiap saat
Penangkapan Aktivis Ikhwan Muslimien
Persudaraan Muslim atau Ikhwanul Muslimien adalah sebuah gerakan separatis Islam garis keras yang menginginkan negara Islam atau Harakah Islâmiyyah dalam Negara dan bersyariat Islam. Gerakan akar rumput yang disumbangkan oleh Hasan Albanna ini dianggap oleh pemerintahan Mesir membahayakan sendi-sendi keamanan negara. Maka tidak ada jalan lain kecuali melenyapkan dan menghabiskan kaum ikhwan dengan berbagai cara termasuk melakukan pembunuhan didengkot ikhwan Hasan Albanna tahun 1949, penyidukan aktivis ikhwan hingga ke akar rumput meski kenyataannya hingga sekarang penduduku Mesir masih banyak yang mencintai gerakan gagasan Hasan Albanna itu, hanya aktivitas mereka saat ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari sabotase dari pemerintahan yang memang sudah sejak dini melarang Ikhwanul Muslimien tumbuh di Mesir
Namun juga tak banyak diantara mereka yang berani mengikrarkan diri sebagai anggota ikhwan meski pada akhirnya harus masuk penjara bawah tanah. Seperti pada kasus Imam masjid Qieys yang berada di samping tempat saya tinggali diciduk oleh aparat kepolisian Mesir setelah melakukan kritikan pedas pada pemerintahaan saat khutbah Jum’at tahun lalu. Dan masih banyak lagi lainnya pemimpin muslim garis keras dari Ikhwan yang mengalami kejadian serupa di Mesir
Maka untuk menghindari berkembangnya gerakan Ikhwan Muslmien, pemerintahan saat ini memperhentikan imam masjid yang dicurigai sebagai anggota Ikhwan dan diganti imam majid pro pemerintahan, walau kenyataannya Ihwanul Muslimien masih saja membahana di seluruh pelosok Mesir
Bukti nyata adalah beraksinya Ikhwan di sejumlah daerah Mesir yang sudah tidak tahan melihat saudaranya Hamas Pelestina ditembaki oleh tentara Pelestina. Menurut laporan dari warta situs youm sebanyak 78 anggota Ikhwanul Musliem dari 8 Provinsi di Mesir berurusan dengan aparat kelopisian dan yang terakhir adalah peristiwa penangkapan besar di Abbasea pertengahan Januari lalu
Kejadiannya setelah sholat Jum’at mereka menggelar orasi di depan masjid sambil menghujat kaum Zeonis Israel dan tentu saja hujatan juga diarahkan kepada pemerintahan Mesir atas sikapnya yang menutup jalur perbatasan Rafah Gaza. tidak ada hasil dari demontrasi itu kecuali sebanyak 600 orang harus berurusan dengan aparat kepolisian
Penyidukan aktivis Ikhwan dalam menentang agresi militer Israel telah memperjelas pada dunia terutama penduduk muslim bahwa Mesir pantas dinggap bersekongkol dengan Israel atau kalau paling tidak dengan Amerika. Wallahu A’lam