Nyate di Hari Qur’ban

Hari raya itu selalu membawa nilai tersendiri bagi umat muslim, tidak idul fitri atau idul adha ada saja sajian dan menu ciri khas yang hanya ditemukan dalam perayaan tahunan itu. Jika pada hari raya idul fitri identik dengan arus mudik, ketupat atau baju baru, maka pada idul adha selalu diperingati di musim haji, penyembelihan hewan diikuti dengan berkalaborasi merayakan hewan qurban tersebut dengan berbagai hal

Tradisi perayaan semacam itu memang lebih simbolik terjadi di Indonesia terutama di daerah pedesaan. Kita semestinya bangga menjadi bagian dari orang Indonesia, dengan ratusan ritual berbeda, peraan dua hari besar Islam itu menjadi momentum penting dalam mengisi kehidupan yang penuh fatamorgana. Apa jadinya jika kita tak memiliki hari raya idul fitri, Adha? Atau jauh dari tradisi? Tentu saja kepenatan hidup, kebosanan selalu menghinggapi dan yang paling parah adalah tidak ada hari spesial sepanjang masa yang diperingati secara kolektif

Sudah hampir lima tahun saya berdomisili di negeri orang, rasanya kerinduan akan tradisi berlebihan di dua hari raya itu belum saya termukan secara membumi. Penduduk pribumi sendiri pada hari raya lebih memilih menikmatinya di taman-taman bersama keluarga atau pulang kampung. Namun sebagai orang Indonesia kadang tradisi pada hari raya idul adha menyate bersama mucul

Nah, dua hari lalu saya bersama Son Haji, Hamid, Qomaruzzaman, Husain, Ayos, Hafid dan kawan-kawan lainnnya secara mendadak ngadain nyate bareng di rumah saya. Lumayan sukses karena bumbu dan racikannya merupakan koki handal dari basmallah restouran saudara Hafid. Alat-alatnya pun juga serba mendadak, terpaksa saudara Hamid sore itu beli alat panggang sate plus arang, sementara saya dan Son Haji meluncur ke pasar membeli dua kilo daging beserta bumbu-bumbunya

Karena malam itu kembali kedatangan tamu saudara Husain dan Ani dan supaya para raja dragula dari Buust saudara Son Haji, dari Asyier sudara Qomar bisa melalap sepuas-puasnya hingga mencret-mencret :D, malam itu juga Hamid dan saya keliling mencari daging, sayang toko pada tutup karena ke maleman terpaksa beli ayam, jadinya sate do-gadooo 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top