Noordin M Top ternyata punya kebiasaan baru. Namanya saja sudah Top. Pasti kebiasaannya juga ngetop. Profesinya jadi tukang ngebom bisa dibilang sukses ketimbang belum sama sekali. Buktinya ratusan orang tewas akibat idiologi dia. Karena ingin ngetop akhirnya cerita kehidupan pribadinya mulai terkuak. Cerita ini malah muncul setelah dia tewas di tangan polisi bulan lalu
Iya berdasarkan informasi media, Noordin punya kebiasaan buruk. Dia disinyalir suka homo. Terlepas benar tidaknya berita itu, yang pasti cerita ini diperoleh setelah tim ahli forensik RSCM Dr Mun’im Idris dan pakar kriminologi UI Dr Adrianus Meilala melakukan pemeriksaan terhadap tubuh dia. Meski tidak mengangkat soal homo, lecet di pantat yang menurut tim ahli, bukan karena peristiwa heroik antara Polisi dan Noordin. Dengan begitu ada indikasi kebiasaan aneh dalam kehidupan dia termasuk dugaan Noordin melakukan sodomi dll. Benarkah?
Kalau memang benar, berarti Noordin selain menganut faham Al-Qaida yang merupakan kepanjangan tangan dari Khawarij, juga mengamalkan kebiasaan bejat kaumnya nabi Luth yang suka homo/sodomi. Komplit sudah kesalahan/kekurang kepahaman Noordin belajar agama. Sayang Noordin sudah tewas, jika saja dia tertangkap dalam keadaan hidup saya siap membimbingnya kembali kejalan yang benar
Dalam keyakinannya soal bom bunuh diri misalnya, Noordin menyakini membunuh orang kafir tanpa kesalahan apapun adalah halal. Beginilah metode ajaran Khawarij, kelompok garis keras yang tanpa pandang bulu dalam meneropong ke-agamaan. Keyakinan ke-agamaan yang sangat tinggi itu mengakibatkan seseorang memiliki sifat keras, tanpa toleransi dan suka mengecap kafir bagi bagi mereka yang bukan se-akidah/teologi. Mereka juga tak segan-segan membunuh, melancarkan serangan (bom) tanpa batas. Banyak sahabat nabi jadi korban pembunuhan faham Khawarij, salah satunya Saidina Aly
Sifat rigid dalam belajar agama masalahnya utamanya. Mereka (kaum khawarij) terlalu sempit memandang (ajaran) agama, lalu keyakinan mereka tinggi. Atas dalil itu mereka berani melakuka segala cara termasuk membunuh/mengebom tanpa toleransi. Pemikir Aljazair, Arkoen memandang orang yang melakukan bom bunuh diri bukan jihat melainkan qital. Pandangan Arkoen ini saya nilai sangat tepat karena melakukan pengeboman bukan dalam keadaan mendesak seperti adanya gangguan musuh, tapi karena desakan keyakinan. Inilah sebabnya Arkoen menyebut bom bunuh diri saat ini adalah kriminalitas murni yang dibungkus agama
Lalu kebiasaan Sodomi/homo merupakan perilaku pada zaman nabi Luth yaitu kaum Sudum. Mereka suka melakukan kriminalitas alat kelamin sesama jenis. Banyak ayat alqur’an yang menceritakan dan mengutuk perilaku kaum Sudum itu . Dalam QS Al-arafat ayat 81 disebutkan anjuran melakun hubungan badan kepada lawan jenis (istri) dan melarang sesama jenis (laki-laki). Dalam surat Alhajr dan Al-anbiya’ menyebut kaum Luth (Sudum) sebagai kaum yang ingkar dan jahat
Noordin Top jika benar (baik kasus bom maupun tukang homo) berarti ia hidup dalam kekeliruan. Bisa dibayangkan seorang mengaku sebagai mujahid Islam, namun pekerjaan sehari-hari –sibuk- membuat bom, merekrut anggota, dan tentu saja kalau sudah begitu ada rasa takut karena dikejar-kejar aparat kepolisian. Kalau demikian, lalu dimana waktu (luang) Noordin untuk menyibukkan diri dalam amalan ibadah kepada Tuhan seperti rajin ibadah, dll? Sementara dia sibuk seperti itu (membuat bom, merekrut)
Kelemahan Belajar Agama
Ada yang bilang orang yang mudah untuk dipengaruhi adalah orang lugu, pendiam dan tidak terlalu cermat. Kebanyakan mereka itu tidak memiliki pendirian/prinsip hidup. Dalam cerita kolot, orang seperti ini mudah mengikuti arus dan terjerembab pada sebuah persoalan yang sulit ia keluarkan karena merasa benar
Saya sering menghadapi watak-watak seperti ini, sedikit-sedikit menyalahkan dan merasa benar. Seperti dalam diskusi malam antara Syukur dan Sidiq di rumah, saya menangkap ada satu diantara mereka punya watak merasa benar dan sulit untuk menerima pendapat orang lain
Beginilah gaya berdiskusi ala salafi/khawarij yang terlalu rigid memandang sebuah persoalan. Dari diskusi dua kawan itu kemudian saya menelusuri prilaku dan gaya hidup sehari-hari mereka. Tak satu pun saya melihat mereka suka menelaah, membaca kitab/buku secara mendalam. Sebaliknya mereka lebih suka hal-hal yang isntan seperti membaca media (indo) di web. Lantas apa yang akan didiskusikan kalau hobinya seperti ini?
Pada kasus rekrutan Noordin M Top termasuk dia sendiri dilihat dari status sosial, pendidikan dan ekonomi tak satu pun yang menonjol. Banyak diantara para rekrutan Noordin adalah mereka yang berasal dari keluarga miskin, pendidikan rendah dan tentu saja lugu alias mengikuti arus
Berbekal itu Noordin yang sebenarnya juga lemah dalam pengetahuan agama karena dia berasal dari keluaran umum dengan mudah mempengaruhi. Ajaran-ajaran setengah bisa (malah gak bisa sehingga menyesatkan) dari Noordin membuat mereka (rekrutan) yang memang benar-benar bodoh. lugu, ikut arus sesat melalui kedok keyakinan
*******
Ada yang aneh setiap kali Ba’asyir diminta tanggapan soal mujahid Indonesia seperti kebiasaan kelompok Noordin yang suka ngebom. Dengan enteing Ba’asyir menjawab bahwa itu adalah hak dan keyakinan mereka, biarkarkan mujahid itu melakukan keyakinannya dan semoga Allah meridhoi amalan mereka
Dari paparan Ba’asyir terbesit adanya dukungan moril. Abu Bakar Ba’asyir yang punya nurani kejam terhadap orang asing (karena kafir). Apakah Ba’asyir ikut terlibat dalam terorisme Indonesia? Wa’allhu’am, karena sifat dan ajaran radikalisme itu tersembunyi, namun yang jelas beliau pernah diduga ikut terlibat dalam pengeboman di Bali
Lalu bagaimana jika suatu saat beliau ditanyai tanggapan soal perilaku di luar nalar Noordin seperti hobi homo/sodomi? Kayaknya bakalan bertanya “masa iya?” Atau malah akan membenarkannya?
wah kalo itu aku tidak tau..
yang ku ingat hobiku makan,
hehe..
"Ada yang bilang orang yang mudah untuk dipengaruhi adalah orang lugu, pendiam dan tidak terlalu cermat. Kebanyakan mereka itu tidak memiliki pendirian/prinsip hidup."
gimana dunk,,, sayakan pendiam dan lugu, hehehe… :p