Berbicara masalah piala dunia, aku tetap istiqomah mendukung Italia, apapun alasannya saat ini mengenai kondisi timnas negeri Pizza yang dikliam banyak pengamat kurang menyakinkan, tapi bagiku Italia masih punya kekuatan tradisi bagus dalam turnamen-turnamen besar seperti ini. Biarlah media bicara soal kedigdayaan Inggris maupun Spanyol beserta prediksi-prediksinya yang berpeluang menggondol piala., tapi aku tetap menjagokan Italia. Mengapa Italia, karena Indonesia gak masuk. Andai saja masuk saja (gak usah main) skenarionya lain, aku akan berbelok arah ke Indonesia. Sekali lagi Indonesia sejak zaman kemerdakaannya hingga kini hanya jadi penikmat saja
Untuk menonton pergelaran piala dunia (DP) di televisi tidak semudah yang dibayangkan. Zaman kian hari memang kian jahat, tak ada lagi gratis-gratisan termasuk mau melihat tim kesayangannya berlaga di PD 2020. konon PD merupakan olah raga kelas wahid di jagat bumi saat ini yang membuat kontrak beberapa televisi penyiar PD merogeh kocek dalam-dalam. Gak tahu berapa nominal pastinya, yang jelas televisi Al-Jazeera adalah salah satu pemegang hak siar piala dunia di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang semenjak piala dunia digelar kemarin mendapat serangan hacker dari orang-orang nakal
Apa penyebab utamanya hingga saat ini pihak Aljazeera bekerja sama dengan FIFA dalam keterangan di situs aljazeerasport.net sedang melacak pelaku kejahatan yang menghack saluran satelit Nile Sat dan Arab Sat yang tak lain adalah frekuensi Al-Jazeera di Timur Tengah berposisi. Kecuali frekuensi di Hotbird, di Amerika dan Australia, saluran Al-Jazeera Sport aman-aman saja
Ada beberapa kemungkinan penyebab Al-Jazeera Sport diguna-guna orang. Menurut beberapa forum yang aku ikuti disini. Pertama kemungkinan adalah kebijakan Al-Jazeera memungut pelanggan sebesar 100 dollar hanya untuk dapat mengakses channel +9, +10 dan Al-Jazeera world Cup selama sebulan. Bisa dibayangkan misalnya seseorang tiga bulan lalu berlangganan kartu Al-Jazeera dengan alasan selain dapat menikmati liga Seri A Italia, LA Liga dan Liga Champion, piala UEFA dll secara ekslusive tentu barangkali mereka juga punya alasan agar bisa nonton piala dunia di Al-Jazeera Sport
Kedua alasan lain adalah persaingan bisnis. Mereka mungkin saja iri dengan sepak terjang Al-Jazeera Sport yang mampu mengambil posisi strategis beberapa tahun belakangan ini dengan memborong seluruh pertandingan sepak bola top dunia kecuali liga Inggris karena masih terikat kontrak dengan Show Time Sport. Andai saja masanya sudah habis barangkali juga akan diambil Al-Jazeera
Piala dunia kali ini juga merupakan pertama kalinya Al-Jazeera menyiarkan secara eksklusive yang sebelumnya menjadi langganannya televisi ART Sport sejak zaman dulu termasuk liga-liga top lain. Dan pendahulunya ART Sport tak pernah menarik uang hanya untuk bisa nonton Piala dunia. Sementara Al-Jazeera yang baru pertama kali menyiarkan piala dunia tahun ini, berani menyengsarakan pelanggannya dengan menarik iuran tambahan sebesar 100 dollar. Padahal Al-Jazeera mendapatkan siaran liga-liga top duni termasuk piala dunia merupakan berkah setelah ART Sport mengalami keruginan, lalu dibeli oleh Al-Jazeera Sport termasuk dengan memborong seluruh awaknya ART Sport
Itu alasan orang lain yang aku amati, tapi sisi lain Al-Jazeera ternyata berani menyiarkan beberapa pertandingannya di PD 2010 pada saluran channel gratis milik Al-Jazeera Sport. Yang tak hapis pikir pula kedigdayaan Al-Jazeera Sport memborong semua awak pekerjanya ke Afrika Selatan dengan membuat beberapa pusat studio di sana baik liputan, berita, komentornya semua di orbitkan dari sana. Belum lagi channel khusus di Al-Jazeera Sport World Cup yang semunya serba Inggris termasuk komentaror, liputannya juga berada berstudio di sana
Kata orang Al-Jazeera saat ini menjelma menjadi televisi kelas wahid dunia selain dari sisi beritanya bersama BBC yang lebih dulu punya saluran olah raga. Andai aja aku punya jempol seribu akan ku angkat semua untuk Al-Jazeera yang sangat professional dalam mengemas Piala Dunia seperti mengemas berita
Hitech Super Alat Membuka Al-Jazeera Sport
Sebelum genderang perang piala dunia digulirkan kemarin kawan-kawan rumah sibuk berjihat bagaimana agar bisa menikmati/nonton piala dunia di rumah. Mungkin ini berkah saja atau kebetulan, saat kami mau membeli receiver baru (karena receiver lawas merek Trumen rusak) di kawasan Babu Luk kami dapat tawaran penjual berbagai macam
Padahal awalnya cuman ingin beli receiver saja, masalah mau beli kartu Al-Jazeera Sport bisa menyusul lain kali mengingat harga kartunya sangat mahal sebesar 100 dollar sementar harga receiver barangkali sekitaran 200 hingga 300 pound jadi gak memungkina membeli dalam satu bulan ini
Sesampainya di “pasar” receiver Babu Luk, kami langsung disambut orang-orang yang menawari kami macam-macam. Persis seperti saat anda dikeroyok tukang baju mapun ojek, taxi menawarkan harga murah dll. Pertama kali kami diajak ke lantai dua, disana kami ditawari receiver yang bisa menonton pertandingan piala dunia tanpa harus membeli kartu Al-Jazeera Sport. Caranya dengan membeli receiver merek Dream lalu dihubungkan ke internet sudah beres bisa menikmati seluruh televisi berbayar termasuk piala dunia.
Kendalanya di flat kami sedang gak konek ADSL, jadi gak memungkinkan beli, apalagi harga receive Dream harganya juga lumayan gede sebesar 700 pound sementara uang yang kami bawa saat itu hanya 350 pound saja. Menurut penjual system ini merupakan system sharing. Cukup membayar kisaran 20-40 pound selama tiga bulan sudah bisa menikmati seluruh televisi berbayar. Cukup murah bukan? Ketimbang harus bayar per layanan televisi
Karena terkendala semuanya akhirnya kami turun tangga menuju lantai bawah. Di sana kami ketemu dengan seorang penjual perempuan yang tak lain merupak bos dibeberapa toko di situ. Kami awalnya dtawari sama, yaitu receiver Dream yang bisa menonton sepak bola. Lagi-lagi kami tolak karena kami gak berlanggana internet di rumah
Memang sejak kami sampai di Babu Luk yang merupakan mall receiver lengkap, yang kami incar adalah receiver yang bisa konek dengan piala dunia, karena buat apa kalau mau beli receiver lagi kalau cuman hanya mau nonton acara murahan dalam kemasan mendadak yang berbarengan dengan akan digelarnya piala dunia 2010 seperti saat ini
Disitulah kami mengambil alternatif lain siapa tahu dapat. Sebab harga kartu Al-Jazeera Sport untuk piala dunia sebesar 100 dollar belum lagi channel asasi sebanya 8 yang sejak tahun lalu berlangganan kini sudah habis masa berlakukanya mulai Mei kemarin. Jadi bisa dibayangkan kalau ingin memperpanjang kartu langganan berarti 60 dollar tambah channel baru khusus piala dunia sebenyak 3 channel sebesar 100 dollar. Kalau dijumlahkan dah tal-talan
Alhamdulillah penjual perempuan itu punya alternative lain selain receiver Dream yang harus konek internet yaitu Hitech Super atau orang Arab nyebut dengan Dhomgho. Menurutnya alat ini bisa membuka seluruh saluran berbayar termasuk siaran piala dunia di Al-Jazeera Sport
Harganya malah lebih mahal dari receiver ASTRA yang hendak kami beli saat itu sebesar 350. Walau berbeda 20 pound dari harga receiver ASTRA sebenar 330 pound, namun alat ini sangat kecil dan sedikit ribet untuk bisa membuka televisi berbayar. Menurut ibu perempuan itu untuk bisa berfungsi alat dhomgho ini anda harus punya dua parabola, satu mengarah ke satelit Autel Sat W3 atau Autel Sat W6 yang nantinya dipasang di alatnya kecil ini, satunya lagi tetap ke satelit Nile Sat yang dipasangkan di receiver ASTRA (tidak semua receiver support dengan dhomgho ini, yang pasti harus merek receiver baru atau receiver Trumen)
Alhamdulillah di rumah kami ada peninggalan dua parabola, semuanya memenuhi kreterianya termasuk untuk menangkap sinyal satelit Eropa bernama Autel Sat dibutuhkan diameter besar parabola kisaran 100 meter ke atas dan kami kebetulan ada dua parabola satunya berdiameter 70 cm khusus menangkap satelit Arab bernama Nile Sat, satunya lagi sedikit besar dengan diameter 120 m yang biasa kawan-kawan pakai untuk satelit Eropa
Ternyata tidak semua pemasang parabola bisa menyalakan alat ini. Kami sempat kebingungan apa harus memanggil tukang parabola dari alat yang aku beli ini atau mencari muhandis (tukang) lain di kawasan rumah kami yang lebih cepat. Kalau ingin memanggil tukang dari alat yang kami beli tentu harus ber sabar selain tempat kami dengan lokasi Babu Luk relatif jauh. Meski sebenarnya cukup naik metro bawah tanah dan berhenti di Tahrir jalan sedikit sudah sampai. Mungkin musim panas jadi ceritanya lain
Persolan lain, katanya tidak semua pekerja parabola menguasai alat ini. Akhirnya kami memanggil pekerja parabola dari Babu Luk setelah empat hari harus bersabar karena cumin dijanjikan melulu dengan kata”bukro-bukro”
Dan saat ini kami sudah bisa menikmati saluran piala dunia di Al-Jazeera Sport dengan kawaan-kawan rumah. Termasuk saluran televisi lain. Lumayanlah bisa mengurangi saku kantong jika harus bolak-balik ke kafe hanya demi nonton bola saja
wah, anda hacker sekarang mas.
bagilah hikmah walau hanya sebaris 😛
salam kenal mas…..
Asik dong mas,saya mau tanya,Dhomgho itu apa sich mas?saya kurang ngerti thx 🙂
mafis koneksi ya ammu :))
anda koq masih ke cafe 😀 :)) 😯 😯 😯 😯