Setelah sholat Terawih di hari pertama saya mendapat kabar baik dari Syakir melalui Wawan Al-Jufri bahwa akan ada pembagian Musa’adah fulus sebesar 200 Pound. Saya tak percara. Uang sebesar itu masak dimusa’adahin, paling banter 50 pound pikir saya. Selama ramadhan di Damardes dalam dasawarsa satu tahun, saya belum mendengar masjid besar Qies yang berlokasi di samping rumah bagi-bagi uang. Wawan yang sudah pulang duluan bersama saya rela turun gunung “demi” mengejar isu Musa’adah yang ia terima dari Syakir lewat hp itu

Saya mengelak diajak. Menunggu info saja, siapa tahu itu hanya isu buatan Syakir. Setengah jam berikutnya mereka berdua datang. Sambil terkekeh-kekeh karena naik turun gunung (tangga) saya menebak kayaknya tak dapat. Syakir selaku pihak yang bertanggung jawab bercerita sambil membela diri. “Musa’adahnya besok, bukan sekarang” . “Oh terus benar dapat 200 pound?” Tanya saya. “Insya Allah” Jawab Syakir sambil memberi tahu orang-orang Malaysia dan Thailand banyak pula berdatangan

Akhirnya setelah mendapatkan penjelasan dari Syakir saya sedikit percaya karena pas pulang dari sholat Terawih sebenarnya saya menangkap segerombolan orang Asia menunggu di depan masjid. Awalnya saya kira mereka hanya ingin sholat Terawih atau kebetulan ada acara di Damerdas. Ternyata menunggu Musa’adah

Setelah ada kepastian besok, malam ini (hari terawih ke dua) teman-teman rumah mencoba berpetualangan. Sambil membawa pasport sebagai syarat lazimnya mendapatkan Musa’adah plus ditambah kedatangan kawan-kawan dari jauh seperti Maulana El-Aini dan Falah setelah mencium kabar dari Burhan, sehabis Terawih kita menunggu di masjid barangkali akan keluar. Lama kita menunggu di sana hingga kurun waktu satu jam acara halaqah di masjid tak kunjung usai. Dalam batin saya kayaknya Musa’adah gak ada. Sementara di ruang sebelah, belasan orang menunggu “mengharap” yang didominasi warga Asia

Saat Halaqoh usai, warga Asia termasuk kami dikumpulkan jadi satu. Seperti orang mau diapain kita disuruh duduk di depan kantor masjid sambil menunggu kepastian dari pengurus masjid Qies. Lima belas menit berlalu seorang paruh baya tiba-tiba berdiri di depan kantor dan berteriak “Ya Ikhwan Musa’adah akan dibagikan sehabis sholat Jum’at akan datang”. Syakir -kawan satu rumah saya- jadi lesu. Rencana awal dia ingin tasyakuran jika dapat Musa’adah menjadi berantakan

Dengan demikian sudah jelas Musa’adah akan dibagikan setelah sholat Jum’at akan datang. Masalah seberapa besar, apakah 200 Pound atau hanya 20, 50 pound saya tak tahu. Seorang kawan malah bikin prediksi. Mungkin 50 Pound setiap minggunya (jum’at) selama Ramadhan . Kalau dalam satu bulan ada empat minggu (jum’at) berarti totalnya 200 Pound. Apa ini yang dimaksud Syakir?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top