Waktu iseng membuka Radar Banyuwangi Epaper, saya menemukan iklan yang membuat saya kepincut. iklan itu lengkap dengan gambar/perangkat receiver yang konon diklaim sebagai satu-satunya receiver canggih yang bisa menangkap siaran piala dunia. Saya kaget karena baru tahu kalau ada sebuah perangkat televisi satelit bisa menonton piala dunia (maklum sudah lama tak berada di sana). Televisi mana yang dimaksud oleh pengiklan di Radar Banyuwangi tersebut. Jangan-jangan saluran berbayar, bayar dulu baru akan kebuka. Kalau ini ya sama saja. Setiap receiver bisa menangkap asal ada kartu berlangganan
Hanya saja saya lihat di iklan tersebut cuman mempromosikan satu-satu receiver penangkap saluran piala dunia. Tidak disebutkan kriterianya, jenis televisi mana dan bagaimana caranya. Mungkin pengiklan punya hubungan dengan televisi-televisi berbayar. Mungkin juga punya pengetahuan maha luas. Tahu televisi-televisi Eropa mana penyiar piala dunia yang dibagi-bagikan secara cuma-cuma alias gratis. Kemungkinan terburuk dari saya, barangkali pengiklan adalah seorang hacker handal yang bisa menjebol televisi berbayar seperti yang dilakukan Encien dulu
Tapi apakah ada televisi free air (local) penyiar piala dunia boleh ditonton oleh Negara-negara lain lewat saluran satelit. Perhelatan seakbar dan semahal seperti piala dunia tentu saja musma’ul alias tidak mungkin. Pasti disitu ada perjanjian-perjanjian dengan pemegang lisensi/hak siar. Seperti lisensi untuk RCTI yang memperbolehkan menggunakan receiver khusus penangkap piala dunia bernama Matrix yang juga diperuntuhkan untuk masyarakat pelosok desa kurang mampu menagkap sinyal televisi. Selain itu kebanyakan akan di acak. Seperti pada siaran piala eropa di RCTI tahun 2004 silam, nyaris saluran satelit teracak
Mesir dan Televisi Aljazeera
Di mesir, waktu saya mau membeli Koran hari jum’at kemarin, saya menemukan sebuah tabloid yang menginformasikan tentang jadwal piala dunia di televisi free air/lokal. Nile Sport sepertinya akan tetap menyiarkan piala dunia untuk kawasan lokal Mesir dan sekitarnya. Pihak Nile Sport telah membeli sebagian pertandingan menarik dari Al-Jazeera selaku pemegan hak siar piala dunia untuk kawasan Timur Tengah
Sebesar apa sambutan warga Mesir terhadap televisi Nile Sport yang menyiarkan piala dunia lokal. Sebesar jagung, Kajang Ijo atau upil? Kita lihat saja nanti. Hanya saat ini sepertinya masyarakat tetap terpusat pada layanan televisi satelit berbayar Aljazeera Sport asal Qatar itu. Animo warga tak henti-hentinya bertanya soal uang tambahan khusus pergelaran piala dunia sebesar $100 yang oleh pihak Aljazeera diklaim sebagai tempat untuk membuka channel baru khusus piala dunia dengan apa dinamakan Aljazeera world cup channel
Peraturan baru ini membuat warga Mesir kebakaran jenggot. Apakah perarutan ini juga akan mereka bawa ke parlemen lagi, seperti kejadian memalukan perhelatan Piala Afrika beberapa bulan silam? Dimana warga Mesir mensinyalir Aljazeera kurang adil dalam membagi tayangan untuk televisi free lokal Mesir (nile sport) yang pada akhirnya Nile Sport membatalkan membeli hak siar ke Aljazeera
Kata orang non Mesir bilang warga Mesir selalu mengeluh, ibaratnya minta lebih dengan harga murah. Sedikit-dikit selalu protes. Itu mengapa Piala Afrika kemarin pihak Aljazeera memutuskan untuk membuka saluran pertandingan Piala Afrika di channel Aljazeera yang free air. Lalu apakal Aljazeera kalah?
Tidak. Televisi asal Qatar itu tidak kalah. Dan juga tidak takut atas komentar pedas dari warga Mesir. Cuman Aljazeera hanya kuatir. Kuatir kalau jumlah fans Aljazeera akan menipis. Pelanggan kartunya akan berkurang. Itulah mengapa teriakan berbau full dan iesy itu didengar oleh Aljazeera, lalu muncul kebijakan baru
Karena orang-orang Mesir seperti punya pengaruh besar di Timur Tengah, tidak hanya soal sebagai juru runding konflik Israel dan Palestina. Dalam olah raga, rakyat Mesir sangat fanatik dan terbesar di Timur Tengah, khususnya dalam sepak bola
Maka banyak televisi berbayar menjadikan Mesir sebagai jalur utama untuk memperoleh pundi-pundi penghasilan. Bukan karena faktor iklan dari Mesir yang saya lihat selalu ikut andil dalam perhelatan-perhalatan besar olah raga, bukan juga karena bertaburan Kafe sebagai ciri dan simbol warga Mesir menikmati hidup. Tapi memang animo rakyat Mesir terhadap olah raga khususnya sepak bola lebih fanatik ketimbang Negara-negara tetangga
Dan perlu dicatat, bahwa Mesir bukan saja dijadikan pusat pelabuhan bagi para pebisnis televisi olah raga, dalam dunia tarik suara/nyanyian, Mesir juga sebagai tempat untuk melambungkan namanya di Timur Tengah. Itu mengapa Mesir di sebuat sebagai Ummu Dunna. Sementara Indonesia adalah Abuha (bapaknya)
Nah piala dunia sebentar lagi akan bergulir, dalam logo Aljazeera saat ini, piala dunia kurang 49 hari lagi atau tepatnya 11 Juni hingga 11 Juli 2010. Sayang Mesir tidak lolos dalam partai kualifikasi dengan Algeria, seandainya saja masuk piala dunia pasti aura rakyat Mesir lebih dahsyat lagi
nanti nontonnya saya wakilkan ke anda. Siap2 aja saya wawancarai abis pertandingan. 😀
sayangnya juga pas menjelang ujian 😀 👿 👿 👿 👿 👿 👿
iya pak haji hasan, belajar ngelamun nih :))
katanya belajar samapai jam 2 malam ya mas? ck ck ck 😀