Sejak berdirinya tahun 1969 hingga sekarang 2010, salah satu pameran buku terbesar di dunia saat ini (Ma’rod) selalu mengalami kenaikan. Menurut statistis, tahun ini jumlah peserta Exhibitions & Fairs diikuti sebanyak 800 penerbit. Diantaranya 200 arab, 62 non arab dan sisanya (538) Mesir. Hanya tahun 2008 yang mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya 767 menjadi 743
Naiknya jumlah peserta tahun sekarang tentu saja berbanding terbalik dengan keadaan dunia saat ini – krisis global- yang mengguncang perekonomian internasional. Isu wabah penularan flu babi dan flu burung sebenarnya juga menjadi salah satu batu sandung penyelenggaran pameran buku yang sudah memasuki tahun ke-42 ini. Kekuatiran itu terlihat jelas tema yang diambil oleh panitia soal “Krisis Global dan Penyebaran Wabah flu Babi”
Pameran yang berlangsung 28 januari kemarin dan berakhir sampai 13 Februari akan datang seperti menyedot perhatian mahasiswa indon, setelah bermunculnya buku cetakan khusus tafsir al-Jaylani karya Syaikh Sayyid Abd al-Qadir al-Jaylani harga mahasiswa. Tafsir Al-Jaylani yang terbit pertama kali tahun lalu mengundang perhatian pengunjung (indon). Selain nama beliau mashur di Indonesia, pencetakan tafsir ini disinyalir yang pertama kali. Menurut informasi, tafsir ini akan dibedah sekaligus pemberian ijazah langsung oleh Dr. Muhammad Fadhil al-Jaylani, cucu Syekh Abd al-Qadir al-Jaylani dan juga ulama besar Turki
Tafsir ini dipatok dengan harga 200-250 pound. Harga ini jauh lebih murah dari tahun kemarin 400-500 pound. Berbulan-bulan lalu, mahasiswa banyak yang sudah memesan baik daftar saja maupun lewat uang muka sebesar 50 pound yang dikoordinir oleh kawan-kawan Darr- El-Hasani
Namun seiring berubahnya hari dan waktu, percetakaan kelas wahid Darr El-Kutub Lebanon yang biasa menerbitkan buku-buku kontemporer ternyata juga meneribatkan buku tafsir ini. Harganya lebih reformis daripada pesanan kawan-kawan Indon sekitar 175 pound. Hanya saja menurut kabar, beredarnya buku itu oleh Darr El-Kutub tak melalui izin dari cucu beliau Dr. Muhammad Fadhil al-Jaylani
Tapi yang menjadi pertanyaan saya; Benarkah percetakan terkenal sekaliber Darr El-Kutub melakukan percetakaan bodong? Atau ini hanya sebuah manufer yang dilakukan kawan-kawan Darr Al-Hasani selaku pemesan tafsir ini (khusus untuk mahasiswa Indonesia) karena mesara dilangkahi oleh harga? Wallahu a’lam, Tuhan yang tahu
bersambung
mungkin sering nerbitin buku2 sekuler ya 😉
emang darul kutub ilmiyah itu kata doktor saya dulu disebut darul kutub al-haramiyah …