Salah satu televisi lokal Mesir terpaksa harus membatalkan kontrak dengan Al-Jazeera Sport selaku pemegang hak siar piala Afrika 2010 di kawasan Timur Tengah karena terjadi kebuntuan pilihan pertandingan. Demikian juga tim kesebelasan Togo terpaksa mengundurkan diri dari turnamen bergengsi se Afrika itu setelah bus yang mereka tumpangi ditembaki sekelompok orang misterius di perbatasan menuju Angola
Begitulah serba-serbi jelang Piala Afrika pekan lalu yang berlangsung di Angola selaku tuan rumah tahun ini. Kriminalitas yang menewaskan satu orang dan beberapa sahabat Emmanuel Adebayor cedera itu berlanjut pada kekuatiran panitia penyelenggara piala dunia yang tinggal beberapa bulan lagi di Afrika Selatan. Bahkan penjualan tiket piala dunia masih di bawah standar. Joseph S. (Sepp) Blatter mengakui, Afrika masih banyak masalah yang perlu diperbaiki. Namun presiden FIFA itu tetap optimis pergelaran akbar sepak bola sejagat itu akan berlangsung sukses

Begitu pula dengan hak siar televisi, secara mengejutkan tahun ini Al-Jazeera Sport secara diam-diam menjadi pemegang penuh hak siar untuk kawasan Timur Tengah. Ini barangkali tidak terlepas dari kesuksesan Al-Jazeera Sport mengambil alih stasiun televisi ART yang beberapa bulan lalu undur diri dari program olah raga. Entah apa penyebab ART menutup program sportnya, padahal televisi yang dimiliki miliader Arab Saudi Syekh Sholih itu masih punya kontrak untuk menyiarkan piala dunia 2010 dan piala Afrika 2010
Kesuksesan Al-Jazeera Sport membeli program olah raga milik televisi ART beserta para penyiarnya seolah membuktikan bahwa televisi itu sangat digdaya dari segi finansial. Namun kedigdayaan ini tidak diikuti oleh pengalaman mendalam. Sejumlah televisi lokal yang sudah melakukan kontrak dengan ART dulu terpaksa harus kembali melakukan negosiasi dengan Al-Jazeera. Salah satunya adalah televisi lokal Mesir Nile Sport yang sudah biasa menyiarkan pertandingan piala Afrika dalam skala jangkauan terbatas (dinikmati antenna biasa) bersama ART dulu, kini memutus kontrak dengan pemegang hak siar televisi baru Al-Jazeera
Al-Jazeera Menui Pujian
Meski Nile Sport menemui jalan buntu bernegosiasi soal pilihan pertandingan, kekuatiran warga sipil yang tidak bisa menikmati tayangan berbayar seperti Al-Jazeera Sport karena alasan tertentu akhirnya terobati. Direktur Al-Jazeera Sport secara mengejutkan dipertandingan hari kedua piala Afrika menggratiskan semua tayangan pertandingan. Dengan begitu pertandingan-pertandingan besar maupun kecil selama berlangsungnya piala Afrika dapat diniikmati warga Timur Tengah terutama warga Mesir lewat Al-Jazeera Sport 2 (baca tentang al-jazeera di sini dan sini) yang sebelumnya berada di saluran Al-Jazeera Sport berbayar +9 dan +10
Penggratisan pertandingan ini menimbulkan berbagai macam tanggapan. Pertama, diduga televisi asal Qatar itu menui kritik atas kebijakan tak berimbang dari relasi televisi sport lokal yang sebelumnya sudah biasa melakukan/membeli program ke ART sebagai televisi pemegang hak siar sebelumnya. Kedua, gara-gara gratis banyak kafe di Mesir sunyi, tak semeriah dua tahun lalu karena banyak yang lebih suka nonton di rumah. Ketiga, ada upaya Al-Jazeera Sport mempromosikan ke masyarakat untuk mendongkrak penjualan kartu Al-Jazeera sebagai pemegang hak siar piala dunia di Timteng
Walau tak seheboh piala dunia, perhelatan dua tahunan ini bagi warga Mesir memiliki aura tersendiri. Paling tidak jika dikaitkan dengan piala dunia yang tinggal beberapa bulan lagi, piala Afrika barangkali satu-satunya obat penawar rasa sakit terdalam setelah Mesir dikandaskan Aljazair dalam kualifikasi piala dunia dua bulan lalu. Lagi pula dalam turnamen ini, Mesir punya tradisi menakjubkan . Dalam kurun waktu dua periode belakang saja, beruturut-turut Mesir menjuarainya (2006, 2008)
Maka ketika televisi asal Qatar itu menggratiskan, beberapa hari lalu lewat wawancara Al-Jazeera secara live bersama warga Mesir setelah kesebelasan Mesir bertanding, antusias warga kecil, penjual sayur dan pedagang buah mengucapkan ribuan terima kasih kepada Al-Jazeera Sport yang telah berbuat baik
Jago Kandang
Banyak orang bertanya-tanya; mengapa Mesir selalu melaju sempurna di piala Afrika sementara tumpul di turnamen yang lebih bergengsi seperti piala dunia? Entahlah. Orang Mesir sendiri juga sulit menemukan jawaban. Acap kali saya singgung soal ini mereka selalu bilang ” Ayuwa Misr Na’im..!” (berkaitan kekalahan mesir saat lawan aljazaer)
Mesir memang aneh, di saat mentalnya sedang melambung tinggi karena selaku juara piala Afrika 2006 dan 2008 semestinya diikuti pula dengan kesuksesan menuju piala dunia. Namun ini tidak, Mesir seperti harimau ompong di hadapan lawan-lawan yang sudah berkali-kali mereka taklukan di turnamen piala Afrika
Jadi kalau Mesir dibilang sebagai jago kandang sebenarnya juga tidak, sebab lawan-lawan yang mereka hadapi dalam kualifikasi piala dunia juga merupakan lawan biasa di turnamen Afrika. Lalu kalau demikian dimana letak kesalahannya? Menurut kawan sebenarnya penyebab timnas Mesir tak Maksimal ada pada dua klub besar saat ini Al-Ahli dan Zamalek
Fanatisme berlebihan yang ditunjukan pendukung kedua klub tersebut, penyebab para punggawa yang rata-rata merupakan andalan timnas itu berusaha semaksimal mungkin memperjuangkan kepercayaan warga untuk mendapatkan predikat klub terbaik di Mesir. Sehingga ketika timnas membutuhkan untuk kualifikasi di piala dunia mereka kelelahan dan tak punya gairah maksimal
itulah mesir….kita tunggu dipiala-piala berikutnya…:)
hahaha,,segera diliput burj khalifa itu
entarlah saya liput dulu, hehehe…ghofar, dia memenjarakan diri, mau nulis seperti hamka katanya….haahhahaha