Dari Jawwazat Hingga Bersua Dengan Ghofar Propo

Alhamdulillah perjuangan ngantri di depan Jawwazat hari ini telah berakhir, sebuah usaha otot dan keringat yang butuh berminggu-minggu untuk mendapatkan kebebasan hidup satu tahun. Tak disangka pula buku mungil yang telah kadawarsa selama hampir empat bulan itu tidak dipermasalahkan. Awalnya saya kuatir nanti dapat denda seperti kejadian beberapa mahasiswa Indonesia tahun silam. Kekuatiran saya memuncak tadi ketika melihat mahasiswa asal Malaysia menyodorkan uang ratusan Pound setelah taslim.  Dalam benak saya yang ngantri dibelakang seperti kereta api mungkin saja orang itu terlambat berbulan-bulan atau memang mereka punya kewajibatan seperti itu? Tapi tidak juga soalnya kawan lain dari Malasysia cuman membayar tiga pound rubu’ saya hanya melihat kejadian aneh yang membayar uang dalam jumlah besar dari warga tetangga Indonesia itu tidak kurang dari tiga atau empat orang

Saya sendiri sudah dua kali gagal ditolak karena over dosis. Tidak bulan November, Desember dan Januari tetap saja antrinya luar biasa. Tidak pula di hari Sabtu atau Senin sekarang sama saja tidak ada bedanya bahkan dalam suasana ujianpun ramainya masih di luar kewajaran. Saat  ini menurut saya sangat sulit mengantisipasi keantrian, dulu  orang berbondong-bondong datang hari Sabtu, maka bagi orang lihai bisa diantisipasi hari Seninnya. Image itu saat ini sudah tidak ada, mahasiswa sudah semakin cerdas buktinya pada hari Senin ngantrinya sama dengan Sabtu bahkan hari yang seharusnya milik orang Rusia itu sekarang sudah seperti hari milik orang Asia terutama Indonesia

Satu minggu lalu nyaris terjadi bentrok antara orang Indonesia dengan “preman” Rusia. Awalnya ngantri dan dorong-dorongan, karena sakeng banyaknya akhirnya sang preman dari Rusia emosi dan menarik baju orang Indonesia yang waktu itu berada di belakang dia. Mungkin dianggap salah sejurus kemudian orang Rusia dengan memaksa menarik baju agar keluar hingga memaki-maki.  Beberapa mahasiswa Indonesia yang berada disampingnya hanya melihat peristiwa tersebut tanpa ada usaha sedikitpun. Jika tidak dilerai oleh orang Rusia lain mungkin saja sudah terjadi perang dunia ketiga sebab saya lihat kedua belah pihak baik orang Indonesia maupun orang Rusia sama-sama emosi tidak ada yang mau ngalah. Bahkan setelah suasana reda orang jawa yang kebetulan berada di lokasi nyeletuk, katanya “Kok dipisah yah tadi, coba dibiarkan khan seru”

Apapun kejadiannya yang jelas hari ini Sabtu saya telah selesai walau sempat pesimis karena saya sudah berada diurutan 39 berarti diprediksikan selesai Dhuhur atau malah ditolak lagi. Namun saya sedikit kaget karena perpanjangan pasport yang biasanya berlaku hingga satu tahun ke depan saya cuman dapat hidup hingga Juli. Ternyata kawan-kawan lain seperiode dengan saya sama yaitu hanya dapat perpanjangan visa sampai Juli. Berarti bulan Juli saya harus perbarui lagi padahal pada bulan tersebut merupakan masa-masa ujian yang diikuti dengan kenaikan. Ya rabb

Sesampainya di rumah saya langsung mengecek email dan membaca berita. Tak disangka kawan lama yang bernama Ghopar Ismail Al-Propoi itu sedang online. Sudah hampir tiga bulan saya tidak bertatap muka, maklumlah saat ini dia lagi berdakwah ditengah-tengah masyarakat Propo dan sekitarnya barangkali sibuk. Saat saya sapa pertama kali dia langsung meminta maaf karena belum sempat menghubungi atau memberi nomer hp alasannya sakeng indahnya tinggal di Indonesia hingga lupa Mesir katanya. Menurutnya saat ini dia berada di Malang bersama Willy Dzulkifli dan Murtadho yang keduanya lagi mengabdi pesantren di Malang, kehadiran si Ghopar ke tempat pengabdian mereka tak lain katanya ingin mencari informasi S2

Saya Tanya mengapa kok tidak nyari S2 di UIN Surabaya? Jawabannya Surabanya panas katanya dan katanya lagi dia terbiasa dengan hawa dingin. Bukannya di Propo panasnya melebihi Sudan? Timpal saya

Untuk saat ini katanya dia masih sibuk mencari kuliah S2 yang ideal sehingga belum sempat menemui pengasuh pesantren al-amien dan hanya beberapa kawan saja yang sempat dia jumpai, apabila tujuannya sudah jelas semua dia akan sowan ke pengasuh. Katanya sambil berpamitan dengan saya karena dapat undangan mengisi siraman rohani di lembaga pemasyarakatan Medaeng Surabaya 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top