Berita meninggalnya Gus Dur menjadi topik hangat di Indonesia minggu-minggu ini. Begitu besarnya berita soal Gus Dur sehingga menggeser kasus Bank Century di ranah publik yang mulai terkuak itu semakin meredup. Monopoli berita ini menjadi momentum oknum tertentu sedikit bisa bernapas lega dan barangkali juga berharap semoga isu soal Century lenyap ditelan bumi
Kasus Century adalah kasus besar yang konon melibatkan para pejabat kelas wahid Indonesia. Kasus besar ini nampkanya tak sejalan dengan aksi para tim Pansus DPR. Alih-alih ingin mengusut oknum Century, antar anggota DPR malah membuat kericuhan dalam sidang. Tingkah laku anggota dewan ini mengingatkan kita 9 tahun silam ketika Gus Dur membuat geger sidang dengan menyebut DPR seperti taman kanak-kanak
Mengapa pengusutan kasus Century lamban? Apakah ini berkaitan dengan terlibatnya beberapa orang penting Indonesia, sehingga sungkan untuk diproses? Lihat saja bagaimana kinerja pansus DPR. Lalu lembaga anti korupsi (KPK), Kepolisian dan Kejaksaan, semuanya terasa aneh. Sepertinya ada sesuatu mengganjal dalam penanganan kasus ini
Walau KPK sendiri belakangan sudah menunjukkan taringnya dengan memanggil oknum-oknum tertentu untuk dimintai keterangan, meski kinerja mereka tak segalak mengusut kasus-kasus lain. Demikian pula kerja Pansus bentukan DPR itu yang sudah sedikit berani memanggil beberapa orang penting, kendati juga ada kesan bahwa pemanggilan itu hanya rekasaya Pansus untuk memuaskan publik
Bagaimana dengan Polri dan Kejaksaan? Sepertinya dua lembaga ini adem-ayem, atau kalau boleh di sebut “mlempem” tak ada gebrakan sama sekali. Upaya KPK melakukan rembuk bersama dengan Kepolisian dan Kejaksaan dalam kasus ini juga tak urung terlaksana karena alasan kesibukan luar biasa dua lembaga itu.
Sebuah alasan yang tidak bisa kita terima, karena ini adalah kasus besar yang membutuhkan penangan besar pula. Polri dan Kajagung terkesan kurang serius dalam mengusut kasus Century, dan kalau ini dibiarkan akan menambah citra buruk kedua lembaga tersebut yang sebelumnya sudah kesandung masalah dengan KPK
Kemudian opini publik akan menggiring dua lembaga tersebut pada citra kurang sedap. Barangkali opini yang akan berkembang adalah terlibatnya dua lembaga penegak hukum itu atas kasus Century, atau kedua lembaga itu mengetahui duduk perkara sumber aliran dana talangan Century yang konon melibatkan pejabat negara, sehingga sungkan untuk diusut secara serius
Skenario Baru
Lambannya Polri dan Kejaksaan mengusut kasus Century semakin membuat dua lembaga tersebut dijurigai. Masyarakat sudah mulai menaruh kebencian. Kedikdayaan Polri dalam mengungkap tabir buronon teroris Noordin M Top yang langsung mendapat simpati luar biasa, kini berbanding terbalik
Seolah tak mau bermain di air kerus (kasus kpk dan century) kini Polri membuka lembaran permasalah baru; menciptakan skenario kasus Susno dan lembaganya Polri. Hal ini seolah untuk memastikan ke masyarakat bahwa Polri (kurang serius menangani centruy) karena sedang dilanda prahara intern. Padahal masyarakat tahu bahwa Susno memiliki kekuatan ampuh di Kepolisian. Bagaimana kita melihat cerita bersambung kasus antara Cicak dan Buaya dua bulan silam yang mendesak Susno mundur dari Bareskrim sulit terpenuhi. Padalah rekomendasi desakan mundur itu berasal dari tim-8 bikinan presiden
Meski sudah dicopot, pihak Kepolisian juga enggan menyatakan bahwa pencopotan (susno) itu tak ada kaitannya dengan kasus KPK, namun sebagai pergantian musiman yang sudah pada waktunya untuk diganti. Begitu besarkah kekuatan Susno di Polri? Barangkali demikian, sebab Susno sendiri pernah menjabat sebagai pemegang keuangan di Polri, dan tentu mengetahui aliran dana Polri yang sempat menggegerkan blantika perpolitikan Indonesia, dimana ada isu yang disinyalir terdapat aliran uang Polri yang diselewengkan perwira tinggi kepolisian
Namun kekuatan Susno di Polri kemarin (7/01/10) dipertanyakan saat menghadiri sidang untuk meringankan terdakwa Antasari. Dengan berpakain lengkap kebesaran dan kepangkatan, Susno nampak santai, bahkan dia sendiri menyatakan bahwa kehadirannya tanpa sepengetahuan Polri. Dengan demikian Susno tak meminta izin dari petinggi Kepolisian karena kehadirannya atas nama pribadi bukan institusi
Ada beberapa kemungkinan kasus Sunso menghadiri sidang Antarasi. Pertama, ini pandangan sementara publik bahwa Susno balas dendam atas pencopotannya sebagai Bareskrim oleh petinggi Kepolisian, karena keterangan Susno dalam persidangan ada upaya menyudutkan Polri dalam kasus Antasari yaitu tak ada laporan kasus Antarasi ke Susno karena penanganan kasus ini ditangani wakabarekrim yang lansung dilaporkan ke Kapolri
Kedua; Susno memang dirancang oleh Kepolisian untuk menghadiri acara sidang Antarasi, supaya publik menilai bahwa kehadiran Susno untuk memastikan dia bukanlah lakon dari semua sandiwara ini (kasus antarasi dan kasus bibit, chandra) namun sebagai korban atas desakan publik yang sudah kadung mengecapnya sebagai biang keladi markus ini untuk turun jabatan sebagai Bareskrim.
Dengan demikian nama Susno akan terehabilitasi dan secara otomatis pula Polri akan ikut namanya kembali harum. Selain mungkin juga Polri ada niatan lain seperti memperlambat penanganan kasus Century, sehingga punya alasan pada publik bahwa belum tertanganinya kasus Century karena Polri memiiki permasalahan pelik dalam tubuhnya. Padahal itu merupakan skenario mereka untuk meredam semua permasalahan yang selama ini disemayatkan pada Polri
Kasus Century adalah kasus akbar yang memerlukan penanganan akbar pula. Tidak cukup hanya mengandalkan KPK sebagai lembaga anti korupsi. Dibutuhkan sebuah perangkat lembaga penegak hukum, para birokrat serta kaum cendekia untuk mengisolasi kasus ini. Dan tentu yang lebih dahsyat lagi adalah kekuatan rakyat. Dimana jika rakyat sudah bicara, tak akan ada arus yang berani melawan, kalau tidak malah turun keprabon. Kasus Soeharto sebagai manusia paling kuat pada masanya buktinya nyata bahwa kekuatan rakyat adalah absolut..!
sek, nasek,,,masih hangat2 😉
Mas, ntar saya baca dulu ya.
Smoga Gusdur Diterima di sisi Allah!