Ini bukan pekerjaan dan bukan pula hobi. Terkadang sebagian orang mentahbiskan hidupnya untuk bola dan bola. Tidur untuk bola, membaca demi bola dan makan membicarakan bola (awas makan bola :D). stereo tipe semacam ini memang kerap melanda jiwa muda yang sedang dirundung gejolak batin sangat dalam. Bahkan telah terjadi pergeseran lempeng dari hiburan atau informasi belaka menjadi semacam embrio dan rutinitas formal dalam kehidupan. Namun ini masih spikulasi,, ada memang orang sejak lama menggandrungi bola bahkan terlibat aktif main bola, mengidolakan club, tahu seluk beluk pemain transfer hingga informasi terupdate dari media. Tipe orang seperti ini bias jadi sudah mengenal bola sejak lahir

Ada pula  orang dulu hanya mengenal bola lewat omongan. Dan jika ditanya bola malah balik bertanya. Kini justru memiliki antusiasisme dalam seluk beluk bola dan sudah berakriditasi Informasi yes, nonton yes bermain oke. Permasalahannya bukan karena faktor teman samping atau kondisi yang membentuk. Bisa saja ini merupakan tekanan dan kerancuan spikologi batin. Kegagalan merajut kemesraan antara si a dan si b yang meniciptakan title stres sehingga pada akhirnya mengubah atau menambah idiologi baru dalam karirnya

Dalam sebuah guyonan teman menyelutuk mengapa si fulan akhir-akhir ini diam seribu bahasa? Mengapa dia sekarang berpenampilan compang-camping layaknya pedagang kaki lima? Mengapa mereka sekarang kok membotakkan diri? Ini hanya sekedar pertanyaan belaka tanpa bermaksud apapun. Bagi saya sendiri perubahan penampilan hal biasa dan setiap orang berhak untuk berubah, berubah penampilan, sikap hingga berubah bahasa dari you menjadi lo, atau dari aku menjadi gua adalah haknya. Orang lain mungkin menganggap luar biasa dan selalu dikaitkan dengan kejadian luar biasa pula. Dan tentu ada kaitannya dengan sesuatu yang dirasa ganjil atau gagal dalam merajut kebersamaan. Entahlah ini hanya spekulasi doang kok 😀

Nah dalam kesempatan kemarin itu saya bersama dengan kawan-kawan dari yang bertipe datar-datar saja hingga nampak kenyeleneannya (ada diam seribu bahasa, ada botak, gundul, pakai kopyah haji dll) jalan-jalan ke Kotomiyyah. Rencananya main bola sekaligus menikmati lebaran hari raya. Sebernarnya bukan rencana, namun hanya sebatas perbincangan singkat tapi serius antara saya, jih Kholid,  keh Ghoffar dan jih ImamW saat menyate di rumah Pak Abdurrahma Rochimi sehabis kepulangan Saiful Bahri ke tanah air. Kebetulan perbincangan singkat tersebut ada salahsatu yang mengalami reinkarnasi –ada semacam perubahan total di kepalanya- dan dialah pencetus ketidak gagalnya acara tersebut

Berangkat dari kawasan desa Hay Asyier saya dan kawan-kawan yang hanya berjumlah enam orang, jumlah sedikit dari perkiraaan sebelumnya. Sang master bola Amier yang ditunggu2 dan diharapkan malah emoh diajak.  Tapi tidak mengerutkan semangat kawan-kawan bermunasabah dengan konco di Kotomiyyah. Apalagi gelora semangat empat lima dari penggagas Ghoffar yang kebetulan berbarengan dengan reinkarnasi kepalanya –botak- menegaskan jika kawan2 tidak ada yang mau maka saya akan main bola sendiri. Katanya dengan nada semangat awie,,,!

Bermain di tepi jalan ditemani secangkir Aquafina. Saya, Bombom, Encien, Ismail Ghoffar, Jih Kholid dan Abd Masyukur satu jam melenggak-lenggokkan bola sesekali kawan-kawan yang gundah hatinya berteriak dan tertawa tanpa maksud. Terutama dua kawan yang kebetulan mengalami reinkarnasi di kepalanya –botak sedikit- sangat menikmati hiburan bola yang hanya terdiri dari enam orang saja. Tak ada yang istimewa memang diantara pemain. Hanya bombom saja yang tubuhnya besar dan perutnya seperti gunung yang menarik perhatian saya. Dengan berat badan segitu tetapi dia mampu bermain lama mengalahkan kawan-kawan lain yang relatif memiliki badan sedang. Sunggguh luar biasa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top