WWAAN2VUFHGQ Sewaktu nemenin jih Kholid beli netbook di Roxi tadi malam, pasti bisa ditebak arah obrolannya tidak jauh dari masalah kaum hawa. Sistem menggatuk-gatukkan antara adam dan hawa menjadi menu andalan bagi manusia kepala 20+. Manusia seukuran gitu memang sudah layak ngoborol dewasa dalam usaha mendapatkan titel sunnah nabi daripada melakukan pekerjaan menghayal yang tak jelas jeluntrungnya
Ada hal menarik saya temuai beberapa hari kemarin, menjelang melepas kepergian saudara Encien ke liang lahat/kelahirannya Indonesia, bahwa kebiasaan memang sulit untuk dihilangkan. Ini persis dengan apa yang digaungkan oleh pepatah arab yaitu al-adatu muhakkamatun. Namun ungkapan Mumu waktu itu bukanlah kebiasaan yang semestinya dilakukan secara berkelanjutan, seperti kebiasaan melakukan sholat lima waktu atau makan, akan tetapi sesuatu hal aib dan rahasia milik pribadi
Tapi bagi saya itulah realita, siklus umur yang semakin menua dan tak kunjung menemukan titik temu. “Manusia seusia kita memang sudah saatnya” Begitu tulis saudara kawan saya yang saat ini sedang bekerja di Abu Dhabi. Barangkali maksud kawan miliader di Abu Dhabi itu banyak arti baik “sudah saatnya” untuk berpikir masalah kaum hawa, bisa pula” sudah saatnya” untuk menuju kepelaminan atau bisa jadi juga “sudah saatnya” untuk hidup mandiri, tidak menggantungkan kepada orang tua

Yang pasti obrolan sore itu lewat yahoomessenger sepertinya memang menitik beratkan pada “sudah saatnya” menuju ke pelaminan. Hal ini tidak terlepas dari arah pembicaraan waktu itu lebih cenderung bersifat individualisme. Semacam curhatan calon manusia miliader yang sudah gatal akan kenikmatan hidup batiniah yang dibungkus dalam sunnah nabi
Cuman kendala tebal yang saat ini menyelimuti manusia se-usia mereka salah satunya adalah idialisme. Arogansi idialisme akan menjadi semacam gumpalan es di kutub utara yang sulit meleleh. Mengutip suara kawan Abu Dhabi bahwa meski sudah gatal dan ingin sesegara mungkin berumah tangga, namun keinginan selangit menjadi kendala dia yang sulit terpecahkan. Seperti harus punya kendaraan sendiri, mampu membiayai orang tua dan sudah bisa hidup layaknya manusia mapan atau middle class cityzen
Idealisme inilah menurut saya memperlambat proses berumah tangga sesegara mungkin. Seperti kasus kawan saya lainnya yang bertanya sambil keheranan “Kamu hidup darimana?. Hebat sekali kamu bisa membiayai hidup bersama keluarga dan anak”
Secara tidak langsung sebenarnya dia gak sadar kalau dia hafal qur’an dan rizqi merupakan kuasa Tuhan yang sudah dijanjikan olehNya sejak zaman bahenol bagi manusia pemproduksi anak. Hambatan oleh idealisme diikuti rasa gatal luar biasa tentu saja akan membawa perubahan pada manusia yang oleh dewa di sebut sebagai puber ke dua dengan lahirnya apa yang dinamakan sebagai proses penghayalan

Penghayalan akan berlanjut pada pengamalan, lalu menjadi pengalaman. Ini pasti tidak bisa dipungkiri lagi. Ibaratnya tidak ada rotan, bantalpun jadi. Maksudnya puber ke dua yang diikuti oleh penghayalan dan berlanjut pengalaman lalu menjadi mengalaman akan membawa dampak pada mental kejiwaan manusia menuju arah demokrasi
“Ini solusi” Kata manusia bu’ust yang sering show dengan HK ini. Solusi tapi halal tanpa mengganggu kaidah agama, karena cuman permainan lewat dunia maya dan hanya sendau gurau. “Dari pada melakukan hubungan badan di luar nikah seperti Sheila Marcia, mendingan chatingan ama dedek-dedek. Atau nyari gebetan baru di YM dan FB. Cara kayak gini sudah cukup demokratis Hehe” Lanjut Novic dengan suara merdu seperti burung kakak tua
Nah kepulangan saudara Encien hari Kamis lalu saya kira menjadi solusi tepat bagi dia untuk merapatkan barisan menuju kepelaminan. Berumah tangga tidak musti harus mem-phk-an status sekolah, pekerjaan. Sebab di saat alam sudah tak bersahabat dengan adanya hujan saat mengiri kepergiaan Encien. Dunia telah memberi warning kalau sudah saatnya dia beristirahat dari ujian term 1 dan term 2 Al-Azhar. Lho kok?
HAH…………!!!!
“Dari pada melakukan hubungan badan di luar nikah seperti Sheila Marcia, mendingan chatingan ama dedek-dedek. Atau nyari gebetan baru di YM dan FB. Cara kayak gini sudah cukup demokratis Hehe” hemmmm…..????
encien…dah keremu pak bombom khan,,,salam untuk beliau…yg di indo ya segera cien haha
Wakakak, Gus kamu sudah saatnya melepas status perjaka he2…, salam dari Jatiwaringin
@ibnu; silahkan konsultasikan ama pak masykur abdillah, beliau sanggup jadi panitia acara kawin massal haaha
hahah,,khan udah diliput di FB haha
waktu saya beli netbook kok ngak diliput ya mas? 😀
zayyak ya akhie….!
hahahahahha……..20+,,,,kita akan nikah massal entar di masjid Al-Amien…..hahahahhaha
seepp…there is not undangan,,! it is no problem,,,